Ganjar Pranowo tetap bekerja keras dalam pengoptimalan pemanfaatkan EBT untuk masyarakat Jateng. (Foto: Instagram/ganjar_pranowo)
HARIANE – Ganjar Pranowo bersama jajarannya tampak bekerja keras untuk mempertahankan dan mengembangkan potensi EBT di Jawa Tengah.Tak berhenti pada 2022, Ganjar Pranowo berkomitmen untuk menyebarkan manfaat Energi Baru Terbaru (EBT) untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Ganjar Pranowo mengaku ingin mengoptimalkan EBT di Jawa Tengah, seperti panas matahari, gas rawa, angin, geothermal, dan air.
Adanya potensi EBT sebagai energi ramah lingkungan di Jawa Tengah, dapat digunakan warga dengan biaya yang minim, bahkan gratis.
Selain itu, data penerapan manfaat EBT yang dilakukan Ganjar dengan jajarannya telah mencapai lebih dari 2.000 desa di Jawa Tengah.
Beberapa bentuk bantuan EBT yang dikerahkan di beberapa wilayah, berupa biogenic shallow (gas rawa), biogas, pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH), pembangkit listrik tenaga surya (PLTS), dan lainnya.Ganjar Pranowo menilai potensi EBT di Jateng memiliki kualitas baik. (Foto: Unsplash/American Public Power Association)Sebagai informasi mengenai bantuan PLTS, kini Ganjar dan jajarannya telah mengaplikasikan di beberapa pondok pesantren Jawa Tengah.
Berdasarkan akun Twitter @ganjar_pranowo, PLTS telah dipasang pada 10 pondok pesantren di Jawa Tengah, adanya PLTS berguna untuk menekan biaya listrik yang mahal hingga 50 persen, sehingga anggaran listrik juga dapat dialihkan untuk mendukung pengelolaan ekonomi santri.
Selain itu, Ganjar Pranowo juga mengoptimalkan pemanfaatan potensi EBT ke beberapa pedesaan Jawa Tengah.Melansir laman Sahabat Ganjar, terdapat Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar yang menggunakan mesin biogenic shallow, sehingga melalui bantuan tersebut warga dapat memenuhi kebutuhan gas secara gratis, bahkan warga mudah menemukan pengganti gas elpiji.
“Ini lebih murah dan lebih irit. Ya, dalam sebulan bisa menghemat Rp 100 ribu. Uang itu bisa untuk kebutuhan lain, belanja, atau jajan anak,” ungkap Ganjar Pranowo.
Kemudian ketua RT 6 RW 1 Krendowahono, yakni Solihin, juga mengungkapkan bahwa terdapat sekitar 30 kepala keluarga yang merasakaan manfaat energi gas rawa, serta awalnya warga yang memanfaatkan EBT tersebut tidak dipungut biaya, namun kedepannya biaya dihitung berdasarkan kebutuhan listrik, sedangkan pembayaran menggunakan sistem swadaya masyarakat.
Selain Desa Krendowahono, Desa Bantar juga turut merasakan manfaat EBT yang sama yakni gas alam. Pada 2021 sudah terdapat 100 kepala keluarga yang dialiri gas rawa, sedangkan hal ini terus dilakukan secara bertahap sampai optimal.
Selain kedua wilayah di atas, terdapat Desa Sidomulyo, Lebakbarang, Kabupaten Pekalongan, yang merasakan aliran listrik dengan sumber PLTMH, termasuk di Dusun Parakandowo yang mendapat dua PLTMH.