HARIANE - Para petani di Padukuhan Mangir, Kalurahan Sendangsari, Kapanewon Pajangan, Bantul gelar upacara adat wiwit ageng.
Meskipun jaman semakin berubah dan seiring waktu tradisi ini ditinggalkan oleh banyak orang, petani di wilayah tersebut masih melestarikan tradisi turun temurun ini.
Wiwit yang berarti memulai, tradisi ini merupakan ritual yang dilakukan oleh petani sebelum memulai masa panen.
Upacara adat ini diikuti oleh warga di Dusun Mangir yang dihadiri pula sejumlah OPD dan Bupati Bantul.
Dari pantauan hariane, sejumlah warga menghantarkan sesembahan atau sesajen diatas tandu yang dibawa oleh empat orang.
Sesajen tersebut dibawa di salah satu sisi area persawahan yang kemudian didoakan oleh mudin atau sesepuh di lingkungan tersebut.
Lurah Sendangsari, Durori mengatakan, upacara adat ini sebagai bentuk ungkap syukur kepada Tuhan YME atas anugrah panen padi yang melimpah.
Sehingga dilaksanakannya upacara adat ini dapat menjadikan kehidupan yang semakin baik dan terberkahi.
Tradisi ini dilaksanakan sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelimpahan rezeki yang diberikan.
"Alhamdulillah kami para petani di Padukuhan Mangir bisa mendapatkan hasil panen yang cukup melimpah pada tahun ini," kata dia, Senin, 6 Maret 2023.
Sementara itu Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengungkapkan apresiasinya kepada warga Mangir yang masih mempertahankan tradisi tersebut hingga saat ini.
"Saya mengapresiasi apa yang sudah dilakukan dewan adat Sendangsari yang terus mengembangkan kebudayaan, budaya bukan hanya soal seni tetapi juga karakter, sosial untuk kemaslahatan," ujar Halim.
Ia menyebut salah satu ciri dari masyarakat Bantul adalah memiliki karakter religius.
Sehingga tak heran jika masih banyak hajat maupun acara kebudayaan yang kental dengan nuansa adat keagamaan seperti halnya tradisi wiwit ageng.
"Ini menggambarkan warga Bantul sedang menyandarkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa, contohnya, panen harus doa terlebih dahulu, lahiran ngundang tetangga sekitar dan masih banyak lagi," tutupnya.****