HARIANE – Virus LSD sapi di Bantul telah terdeteksi dan menjangkit ratusan ternak bahkan jumlahnya meningkat dalam sebulan terakhir.
Dampak virus LSD ternak di Bantul disebut tidak menyebabkan kematian seperti pada PMK, tetapi bisa menurunkan nilai jual sapi.
Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul menyebutkan bahwa vaksin yang diterima untuk mengontrol penularan penyakit jumlahnya jauh lebih sedikit ketimbang yang diminta.
Virus LSD Sapi di Bantul Menjangkit Ratusan Ternak
Meskipun belum ditemukan kematian pada sapi, virus LSD (Lumpy Skin Disease) juga meresahkan peternak sebab dapat menurunkan nilai jual sapi.
“Harga jual jelas turun karena ternak jadi kurus,” kata Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo pada Rabu, 1 Maret 2023.
Ia menyebutkan, data yang diperoleh hingga 28 Februari 2023, setidaknya sudah ada 114 hewan ternak yang terpapar LSD.

Dari kasus tersebut paling banyak ditemukan di Kapanewon Pajangan dan Kapanewon Sedayu.
“Per kemarin 114 sapi, kalau kematian belum ada,” terangnya.
Terkait dengan vaksin LSD, hingga saat ini DKPP baru menerima 108 dosis vaksin yang sudah disebar ke kelompok-kelompok ternak yang ada di Bantul.
Padahal, pada awal tahun 2023 kemarin pihaknya telah mengajukan 3.500 dosis vaksin kepada Kementrian pusat untuk mengantisipasi dampak virus LSD ternak di Bantul.
“Dari pusat kita baru dapat 108, belum tahu kapan lagi mau dikirim,” ucap kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bantul ini ketika ditemui.