Berita , D.I Yogyakarta
Pameran Hamong Nagari Dihelat, Kraton Ngayogyakarta Suguhkan Pakaian Abdi Dalem Sejak Masa Sri Sultan HB I

HARIANE - Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat menggelar pameran temporer Hamong Nagari: Aparatur Nagari Yogyakarta pada 8 Maret sampai 17 Agustus 2025 di Kompleks Kedhaton Kraton Yogyakarta.
Pameran ini juga dalam rangka Mangayubagya Tingalan Jumenengan Dalem atau Ulang Tahun Kenaikan Takhta ke-36 Sri Sultan Hamengku Buwono X dan GKR Hemas.
Pembukaan pameran dilaksanakan melalui peragaan busana pada Jumat (7/3/2025) di Kagungan Ndalem Pagelaran Kraton Yogyakarta dengan menampilkan peragaan busana abdi dalem dalam 15 kategori sejak masa Sri Sultan HB 1 yang diiringi acapella lagu-lagu tradisional oleh Yogyakarta Royal Choir.
Dalam peragaan busana ini menampilkan berbagai jenis abdi dalem, mulai dari yang bertugas di bidang agama, logistik, pengasuhan, merawat binatang, perjamuan, hingga pengiring para pangeran.
Bahkan ada pula abdi dalem Palawija di mana anggotanya memiliki kelainan fisik. Abdi dalem ini menjadi kesayangan Sri Sultan dan kerap kali mendampingi di acara-acara penting sebagai bentuk kepedulian dan kesetaraan.
GKR Bendara mengatakan bahwa aparatur negara dalam pemerintahan yang berdaulat memiliki tugas yang kompleks di mana mengurus banyak hal, seperti sektor militer, pertanahan, ekonomi, pajak, kebudayaan, dan sebagainya.
Di masa Sri Sultan HB 1, setidaknya terdapat 15 kesatuan prajurit. Namun paska Perang Jawa, beberapa kesatuan sudah tidak ditemukan lagi. Kemudian memasuki pemerintahan Sri Sultan HB VII, keterbukaan ekonomi membawa angin segar pada pembangunan di mana terdapat pembentukan lembaga baru. Di pemerintahan itu, terdapat 113 kelompok aparatur negara, dari abdi dalem militer hingga adminitrasi pemerintahan. "(Kelompok tersebut) masih dapat ditemukan hingga Sri Sultan HB IX. Paska pendudukan Jepang, aparatur diubah sesuai dengan masanya. Klimaksnya pada Agresi Militer 2 oleh Belanda ke Indonesia, aparatur negari berubah dengan seiring dengan kemerdekaan Indonesia,” urai GKR Bendara, Jumat (7/3/2025).Sementara itu Sri Sultan HB X mengatakan, Aparatur Nagari Ngayogyakarta merupakan perwujudan makna 'Manunggaling Kawula Lan Gusti' sekaligus jembatan yang menghubungkan antara kepemimpinan dengan pengabdian.
Nilai-nilai sebagai aparatur nagari, katanya, tidak hanya hidup dalam laku dan tutur, tetapi juga terwujud dalam berbagai bentuk rupa. Salah satunya adalah 'wastra'.
Dalam tradisi Kraton, ‘wastra’ bukan sekadar pakaian, melainkan simbol 'kawibawan lan kawiryan', yang mencerminkan nilai dwitunggal 'Ajining diri ana ing Lathi, Ajining Raga ana ing Busana'.
"Dalam hal ini, eksistensi Kraton termanifestasi pula dari cara aparatnya dalam membawa diri atau among raga, sekaligus among rasa dalam menghayati tugasnya. Untuk kesemua itu, secara khusus, saya mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaan, kepada setiap aparatur nagari yang telah membantu saya sampai dengan saat ini," kata Sri Sultan.
Sri Sultan HB X berharap pameran ini bisa menjadi suluh yang menyinari kemuliaan dan nilai budaya, yang menyertai peradaban di Kraton Jogja.
“Perhelatan ini menjadi ikhtiar untuk memahami, menghayati, serta meresapi kembali nilai-nilai 'dharmabhakti', yang telah diwariskan sejak ratusan tahun silam," tandasnya.