Berita
Update! Jumlah Korban di Lebanon Terus Bertambah, 492 Orang Tewas dan 1.645 Lainnya Terluka
Banyak kendaraan terlihat meninggalkan kota Sidon menuju lokasi yang lebih aman, mencerminkan kepanikan di kalangan warga.
Kementerian Pendidikan Lebanon juga mengumumkan penutupan sekolah di daerah yang terkena serangan selama dua hari.
"Kami tidak bisa membiarkan anak-anak belajar di tengah ketidakpastian dan bahaya ini," ujar seorang pejabat pendidikan setempat.
Di sisi lain, warga di Haifa, kota pesisir Israel, terlihat panik berlari mencari perlindungan ketika sirene serangan udara berbunyi.
"Tidak ada negara yang bisa hidup seperti ini," kata Ofer Levy, seorang petugas bea cukai berusia 56 tahun yang tinggal di pinggiran Haifa.
Hezbollah telah memperingatkan bahwa mereka berada dalam "fase baru" dengan Israel dan siap untuk semua kemungkinan militer.
"Kami tidak akan mundur dalam menghadapi agresi ini. Ini adalah perang yang harus kami menangkan," tegas Qassem.Setelah serangan Israel yang menewaskan sejumlah komandan Hezbollah, kelompok ini merespons dengan serangan roket ke fasilitas militer Israel, termasuk sebuah pangkalan udara di daerah Haifa.
Sejak pertukaran tembakan antara Israel dan Hezbollah dimulai pada bulan Oktober, ribuan orang di kedua belah pihak telah terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, mendesak PBB dan kekuatan dunia untuk menghentikan apa yang disebutnya sebagai "rencana Israel untuk menghancurkan desa dan kota Lebanon."
"Kami memerlukan dukungan internasional yang nyata untuk menghentikan kekerasan ini," tambahnya.
Presiden AS Joe Biden, yang negaranya merupakan sekutu utama Israel, menyatakan bahwa pemerintahannya akan berusaha untuk mencegah konflik yang lebih luas.
"Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk mencegah perang yang lebih besar," ujarnya dalam sebuah konferensi pers.