Idul Fitri 1444H
6 Pertanyaan Horor Saat Lebaran yang Terdengar Menyebalkan, Atasi dengan Jawaban Singkat ini
HARIANE – Berikut daftar pertanyaan horor saat lebaran yang seringkali ditanyakan meski terdengar menyebalkan maupun menyudutkan bagi sebagian besar orang.
Lebaran umumnya menjadi suatu momen, di mana setiap orang berkumpul kembali dan saling bertukar kabar melalui percakapan yang terasa hangat serta menyejukkan hati.
Namun sayang, momen penuh suka cita tersebut tak jarang dirusak dengan melontarkan sejumlah pertanyaan yang terasa menyakitkan sehingga berubah menjadi ajang kepo berlebihan.
Pertanyaan Horor Saat Lebaran yang Terdengar Menyebalkan
Berikut enam pertanyaan horor saat lebaran yang kerap mampir di telinga pas lagi asyik-asyiknya kumpul lebaran bareng semua sanak saudara.
1. Kapan lulus?
Pertanyaan seperti ini seringkali ditujukan kepada orang yang sedang dalam masa pendidikan formal di tingkat dasar, menengah, hingga yang paling teratas seperti perguruan tinggi.Dilansir dari laman resmi Universitas Persada Indonesia Y.A.I, seseorang bisa menjawab bahwasanya lulus itu cukup di waktu yang tepat, bukan sekadar tepat waktu. Percuma juga lulus tapi tidak jelas arah tujuan masa depannya mau dibawa ke mana.
2. Kerja di mana?
Pekerjaan adalah hal yang lumrah namun juga sensitif bagi sebagian orang. Atasi saja dengan menjawab bahwa zaman sekarang mencari kerja bisa di mana-mana dan tidak harus ngantor, kayak jadi tiktoker, broker, bahkan vlogger.3. Kapan nikah?
Pertanyaan satu ini memang sering jadi momok paling mengerikan buat sederet kaum jomblo, terutama yang lagi dikejar usia tua. Tips untuk menjawab pertanyaan kapan nikah adalah dengan melontarkan jawaban humor bernada sedikit sinis.Sebagai contoh, bisa dengan mengatakan bahwa nikah itu kalau tidak sabtu ya minggu pas sudah ada jodohnya. Jika hanya bertanya dan tidak bantu bayar catering kayaknya bakal dikeluarkan dari catatan undangan.
4. Kapan punya calon? Masih berkaitan dengan poin sebelumnya, kapan punya calon juga menjadi pertanyaan yang terasa mendesak dan berpotensi merusak suasana hangat dalam suatu percakapan.Padahal akan lebih baik apabila si penanya bisa berempati dengan menempatkan posisi sebaliknya yang mungkin ingin nikah tapi belum ada calon pendamping, seperti dilansir dari laman resmi PENS.