Berita , D.I Yogyakarta
Hadapi Ancaman Bencana Hidrometeorologi, Pemkab Gunungidul Siagakan Ratusan Personil Gabungan
HARIANE – Sebagai bentuk persiapan menghadapi bencana hidrometeorologi, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menggelar Apel Siaga Bencana pada Jumat (25/7/2025).
Apel yang dilaksanakan di Lapangan Ksatrian, Kapanewon Wonosari, tersebut sedikitnya diikuti oleh 400 personel gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Dinas Perhubungan, Basarnas, dan sejumlah organisasi kemasyarakatan lainnya.
Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengatakan bahwa apel ini merupakan bentuk kesiapan pemerintah daerah dalam menghadapi bencana saat musim kering, seperti kekeringan, krisis air bersih, serta kebakaran hutan dan lahan.
Endah menjelaskan, Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang secara geografis sangat rentan mengalami bencana saat musim kemarau.
Oleh karena itu, kesiapan seluruh elemen pemerintahan dalam menghadapi ancaman bencana kekeringan menjadi sangat penting.
“Perubahan iklim yang semakin ekstrem mengharuskan kita untuk selalu waspada dan siap siaga," kata Endah kepada awak media di Lapangan Ksatrian, Wonosari, Jumat (25/7/2025).
"Apel ini bukan sekadar seremonial, tetapi merupakan pernyataan komitmen dan kesiapan kita semua dalam mengantisipasi dan menanggulangi potensi bencana di musim kemarau,” lanjutnya.
Menurutnya, keberhasilan dalam menghadapi ancaman bencana tersebut dapat dicapai melalui sinergitas antarelemen pemerintahan, di antaranya dengan koordinasi lintas sektor. Peran aktif masyarakat juga sangat penting dalam upaya pencegahan dampak bencana.
Di sisi lain, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga telah menyiapkan sejumlah langkah strategis untuk menekan angka risiko bencana di masyarakat, seperti melaksanakan mitigasi bencana hidrometeorologi kering dengan memanfaatkan sumber air secara efektif dan efisien, serta memperbanyak pembuatan titik-titik resapan air.
Selain itu, potensi kebakaran hutan dan lahan permukiman yang kerap terjadi saat musim kemarau panjang juga dapat dicegah dengan mengedukasi masyarakat agar tidak membakar sampah sembarangan.
“Mari saling peduli dan siaga dalam menghadapi ancaman kekeringan. Apel siaga ini menjadi titik tolak untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana,” ujarnya.
Terkait dengan ketersediaan air bersih selama musim kemarau, pihaknya mendorong masyarakat agar memanfaatkan air hujan untuk kebutuhan sehari-hari, serta mengoptimalkan sumber mata air yang ada di sekitar tempat tinggal.