Pendidikan , Budaya
Menikah di Bulan Syawal, Kemenag : Konon Masih Ada Persepsi Kurang Baik Menikah di Bulan Ini
Ichsan Muttaqin
Menikah di bulan Syawal mengandung keberkahan atau kesialan? (Foto : Pexels/Maryam Kamavova)
Sedangkan menurut Ibnu Manzur para ahli bahasa meriwayatkan penamaan itu pada peristiwa Tasywil laban al-ibil yang berarti kondisi susu unta yang sedikit. Maka dari itu kesimpulan Syawalla bermakna menjadi lebih sedikit dari sebelumnya.
Sebelum Nabi Muhammad SAW mendapat risalah bulan Syawal memilii beberapa pantangan diantaranya adalah melaksanakan pernikahan.
Kalimat Syalat an-naqah bi dzanabiha misalnya yang bermakna seekor unta betina yang menegakkan ekor saat didekati unta pejantan seolah sebuah penolakan.
Selain itu masyarakat jahiliyah menjadikan Syawal sebagai bulan yang pantang untuk menikah karena sudah mendekati bulan-bulan haram.
Setelah datang masa kenabian Islam datang untuk menegakkan ke-Esaan Allah SWT sekaligus menata tradisi masyarakat yang kurang baik.
Salah satunya adalah mitos menikah bulan di bulan Syawal dan mitos lain yang merugikan salah satunya tentang perang.
Rasulullah SAW menjadikan keberkahan bulan Syawal dengan tercatatnya peristiwa penting dalam sejarah Islam yakni adanya perang Uhud pada tanggal 17 Syawal tahun ke-3 H, perang Khandaq/Ahzab tahun ke--5 H dan perang Hunian tahun ke-8 H.
Islam juga menjawab mitos menikah di bulan Syawal dengan menikahi Aisyah ra pada tahun ke-11 kenabian tepatnya pada bulan Syawal.
Merujuk pada kitab Al-Bidaya wa an-Nihayah, Ibnu Katsir menjelaskan bahwa Nabi SAW menikahi Aisyah ra untuk membantah keyakinan masyarakat jahiliyah yang tidak suka menikah diantara dua Ied yakni Idhul Fitri dan Idhul Adha dengan alasan yang sudah dijelaskan diawal.
Untuk menghilangkan kepercayaah yang sudah mendarah daging tersebut maka diberikan pemahaman bahwa menikah di bulan Syawal merupakan sebuah ibadah yang merupakan sunnah Nabi SAW.
"Ummul Mukminin Aisyah ra, ia menurutkan bahwa Rasulullah SAW menikahiku (Siti Aisyah) pada bulan Syawal dan tinggal bersamaku pada bulan Syawal. Lalu adakah di antara isteri Rasulullah SAW yang lain yang lebih beruntung si sisi beliau daripada aku," bunyi kitab hadist.
Hadist tersebut dapat dilihat pada kitab hadist Shahih Muslim No.1423, juz 1, kitab an-Nikah, Sunan At-Tirmidzi No.1093 kitab an-Nikah, Sunan An-Nasa'i kitab an-Nikah, Sunan Ibnu Majah No.1990 kitan an-Nikah, Sunan Ad-Darimi No.2211 kitab an-Nikah, dan Musnad Imam Ahmad bin Hambal No.23751.