Dilanjut dengan δ-Aurigid di Konstelasi Auriga, puncaknya terlihat dari tanggal 10-18 Oktober malam sekitar pukul 10:30 malam hingga waktu pagi di langit sebelah Timur, sekitar 3 meteor perjamnya.
Keduanya akan teramati dengan mudah dari tempat yang sedikit penerangan. namun bisa jadi sulit ketika bulan berada di fase kuartir.
Hujan Meteor ε-Geminid
Fenomena langit bulan Oktober 2023 selanjutnya pada tanggal 18, yaitu hujan meteor Epsilon-Gemini, yang berasal dari sisa debu komet C/1964 N1. Setiap tahunnya Hujan meteor ε-Geminid akan terlihat mulai dari tengah malam hingga fajar.
Di Indonesia ε-Geminid bisa diamati dari sisi langit timur. Bila beruntung asalkan langit cerah dan sedikit polusi cahaya, epsilon gemini mudah dilihat dengan mata telanjang sekitar 3 meteor perjam.
Hujan Meteor Orionid
Pada puncaknya akan terlihat 20 meteor perjam. Orionid merupakan sisa debu komet Halley dan berada di konstelasi Orion. Orionid mulai terlihat sekitar jam 10 malam hingga fajar, pada tanggal 22 Oktober, Hujan meteornya bisa terlihat tepat turun dari langit terutama sebelah Timur.
3. Double Kluster Perseus
Gugus ganda di Perseus yaitu 2 gugus bintang, h dan Chi Persei, dari konstelasi Perseis yang berdekatan. Kedua gugus berjarak 7000 tahun cahaya berisi bintang-bintang yang lebih muda dari matahari.
Fenomenanya bisa dilihat di sisi Utara ketika mendekati tengah malam hingga jam 2 pagi, 27 Oktober mendatang. Karena magtnitudonya 4.3, akan sulit melihat dengan mata, sehingga disarankan menggunakan teropong atau teleskop kecil.