Berita , Nasional
Ade Armando: Ada Dukungan Amerika di Belakang Capres Tertentu di Pilpres 2024
HARIANE - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Ade Armando mengatakan jika ada kelompok usaha tertentu dari Amerika Serikat di belakang Calon Presiden (Capres) tertentu yang akan maju di Pilpres 2024.
Menurut Ade Armando, kelompok usaha ini berusaha menganulir kebijakan Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) soal hilirisasi dan ekspor nikel mentah.
Sejak diterapkan, kebijakan ini terbukti mampu meningkatkan nilai ekspor Indonesia hingga Rp 300 Triliun. Hal ini tentu sangat menguntungkan bagi Indonesia, namun sangat merugikan sejumlah negara industri di Eropa dan Amerika.
Kebijakan Hilirisasi dan Larangan Ekspor Nikel
Pemerintah RI membuat kebijakan larangan ekspor nikel mentah sejak 1 Januari 2020 melalui Peraturan Menteri ESDM Nomor 11 Tahun 2019.
Kebijakan ini sontak membuat negara-negara produsen baterai di Eropa dan Amerika merespon dengan keras.
Salah satu langkah yang dilakukan Uni Eropa untuk menganulir kebijakan ini adalah dengan mengugat Indonesia melalui World Trade Organization (WTO) pada awal tahun 2021.
Pada Senin 17 Januari 2022 saat memberikan sambutan dalam acara Dies Natalis ke-67 Universitas Katolik Parahyangan, Jokowi mengatakan jika 7 tahun lalu ketika ekspor nikel masih dilakukan dalam bentuk mentah, hanya menghasilkan USD1 miliar atau Rp14-15 triliun.
Hal itu berubah drastis di akhir tahun 2021, ekspor Indonesia untuk besi baja yang merupakan turunan dari nikel menghasilkan USD20,8 miliar atau Rp300 triliun.
"Dari Rp 15 - Rp 300 triliun dan membuka lapangan kerja yang sangat banyak sekali.bayangkan kalau nikel yang jadi besi baja saja bisa melompat menjadi Rp 300 triliun, bagaimana kalau turunannya yang bisa kita produksi makin banyak," ujarnya.
Sementara, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan keynote speech dalam Indonesia Mining Summit “Integrated Mining and Value Added Investment”, Selasa 10 oktober 2023 mengatakan, kebijakan Pemerintah terkait hilirisasi dan larangan ekspor bijih nikel mampu meningkatkan ekspor produk nikel hingga mencapai USD14,53 miliar pada tahun 2022.
Dengan capaian tersebut, total neraca perdagangan produk komoditas nikel tahun 2022 juga mengalami surplus mencapai USD13,76 miliar.