HARIANE - Anggaran dropping air milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul semakin menipis. Saat ini, pemerintah tengah berusaha mengajukan tambahan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan air bersih akibat dampak kekeringan yang terjadi.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul, Sumadi, mengatakan saat ini ada 11 kapanewon di kabupaten yang terdampak kekeringan. Dari beberapa bulan lalu hingga hari ini, Jumat (30/08/2024), tercatat sudah 912 tangki air bersih yang disalurkan oleh pemerintah ke warga di Gunungkidul.
Setidaknya ada 11 kapanewon yang terdampak kekeringan, yaitu Panggang, Purwosari, Paliyan, Tepus, Nglipar, Karangmojo, Saptosari, Ponjong, Semanu, Rongkop, dan Girisubo, yang telah mendapat distribusi air. Per harinya, jumlah ini dimungkinkan masih akan terus bertambah.
“Ada 912 tangki yang telah terdistribusi,” papar Sumadi.
Dengan begitu, anggaran untuk mencukupi kebutuhan air bersih terus menipis. Mengingat tahun 2024, pemerintah hanya mengalokasikan 1.000 tangki air untuk penanggulangan kekeringan. Padahal, akhir Agustus ini hingga Oktober mendatang diperkirakan masih akan menjadi puncak kemarau.
Untuk tetap bisa melakukan dropping air, BPBD Gunungkidul saat ini tengah mengusulkan akses anggaran dari BTT. Semula direncanakan hanya akan mengusulkan tambahan untuk 600 tangki saja, namun melihat kondisi saat ini, tambahan tersebut berubah menjadi 800 tangki air.
“Kami sedang mengusulkan 800 tangki tambahan yang menggunakan BTT,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Logistik BPBD Gunungkidul, Arif Prasetyo Nugroho, mengatakan saat ini hanya tersisa 88 tangki air bersih. Jumlah ini diperkirakan masih bisa mencukupi untuk beberapa hari ke depan sembari menunggu anggaran dari BTT yang turun.
Selain anggaran dari BPBD yang kian menipis, anggaran di beberapa kapanewon yang bisa melakukan dropping air sendiri juga habis. Sehingga nantinya, apabila membutuhkan air, akan bertumpu pada BPBD Gunungkidul.
“Anggaran kapanewon yang sudah habis, yaitu Semanu, Ponjong, dan Nglipar,” jelasnya.
Status siaga darurat pun telah diperpanjang oleh pemerintah hingga Oktober mendatang.****