HARIANE - Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kulon Progo telah mengajukan usulan penetapan Status Tanggap Darurat Kekeringan, ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kulon Progo. Usulan diajukan karena kekeringan di Kulon Progo sudah semakin meluas.
Dengan adanya Status Tanggap Darurat Kekeringan, maka pos Belanja Tak Terduga (BTT) dari APBD Kulon Progo bisa digunakan untuk program dropping air bersih.
"Dampak kekeringan bisa dilihat dari bertambahnya permintaan dropping air bersih," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kulon Progo, Taufik Prihadi, Minggu (01/9/2024).
Peningkatan permintaan droping air, lanjut Taufik, sudah dirasakan sejak beberapa waktu terakhir. Untuk wilayah yang sudah terdampak kekeringan ada di Kapanewon Kokap, Samigaluh, Girimulyo, Nanggulan, Kalibawang, dan Pengasih.
"Kami telah menyalurkan sekitar 38 tangki air bersih antara bulan Juli—Agustus, dimana setiap tangkinya bisa menampung 5 ribu liter air. Jumlah ini belum termasuk dropping air dari pihak lain," terang Taufik.
BPBD Kulon Progo, lanjut Taufik, terus melakukan koordinasi dengan berbagai pihak terkait skema dropping air bersih. Menurutnya, perlu ada koordinasi agar dropping air bersih ke masyarakat tidak tumpang tindih.
"Wilayah terdampak kekeringan di tahun ini belum sebanyak tahun lalu. Pada 2023, tercatat ada 8 kapanewon terdampak kekeringan," jelas Taufik.****