Berita
Cara Merayakan Maulid Nabi Muhammad yang Benar Menurut Ibnu Hajar Al-Asqalani
HARIANE – Cara merayakan Maulid Nabi Muhammad yang benar dan penuh dengan keberkahan sebaiknya diketahui oleh umat Islam.
Hal ini perlu diketahui supaya perayaan Maulid Nabi Muhammad syarat akan nilai kebaikan dan jauh dari hal-hal yang bertentangan dengan syari’at Islam.
Memasuki awal bulan Rabi’ul Awal 1445 H, banyak umat Muslim dari seluruh dunia termasuk Indonesia yang antusias untuk mempersiapkan perayaan hari kelahiran Nabi Muhammad.
Perayaan Maulid Nabi Muhammad yang jatuh pada 12 Rabiul Awal 1445 H dilakukan sebagai tanda rasa syukur umat Muslim atas kelahiran Rasulullah.
Dalam Al- Quran Surat Yunus ayat 58 Allah berfirman :
Artinya, “Katakanlah Muhammad, dengan anugerah Allah dan rahmat-Nya maka hanya dengan itu berbahagialah orang-orang yang beriman. Hal itu (anugerah dan rahmat-Nya) lebih baik daripada harta dunia yang mereka kumpulkan,”.
Ibnu Abbas kemudian menafsirkan surat Yunus ayat 58 dan menyebutkan jika rahmat yang dimaksud adalah Nabi Muhammad. Penafsiran tersebut sesuai dengan firman Allah dalam Surat Al-Anbiya’ ayat 107.
Penafsiran Ibu Abbas dijelaskan dalam kitab Ad-Durrul Mantsur karya Imam As-Suyuthi yang bunyinya :
Artinya, “ Abu Syekh meriwayatkan dari Ibnu Abbas RA berkaitan dengan ayat 58 Surat Yunus, ia berkata : Anugerah Allah adala ilmu dan rahmat-Nya adalah Nabi Muhammad. Allah Ta’ala berfirman dalam Surat Al-Anbiya’ ayat 107 yang bunyinya : Dan tidaklah aku mengutusmu Muhammad, kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta,”.
Dari penafsiran tersebut dapat ditarik kesimpulan kalau cara merayakan Maulid Nabi Muhammad hendaknya dilakukan dengan cara yang baik dan dibenarkan oleh syari’at Islam.