Berita , D.I Yogyakarta
DLH Kabupaten Sleman Segera Pecahkan Persoalan Sisa Sampah Organik Program MBG
HARIANE – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sleman segera berkoordinasi dengan pemangku kepentingan untuk mengatasi sampah organik dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) agar tidak menimbulkan persoalan baru di wilayahnya.
Kepala DLH Sleman, Epiphana Kristiyani, mengatakan bahwa beberapa waktu lalu pihaknya menerima data sisa-sisa sampah organik dari dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) untuk 1.000 porsi.
Di lapangan, setidaknya setiap SPPG melayani 3.000 porsi per hari.
"Nanti akan kami perkirakan jumlah sampah dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) ini. Persoalannya adalah kami kesulitan mengelola sampah organik ini," kata Epiphana.
Ia mengaku Kabupaten Sleman tidak memiliki tempat pengolahan sampah (TPS) organik. Sleman hanya memiliki TPS untuk mengolah residu anorganik.
"Kami akan koordinasi dengan berbagai pihak, bagaimana bisa mengurai persoalan sampah organik pelaksanaan MBG," terangnya.
Sejauh ini, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pengelola dapur SPPG untuk memilah sampah sisa makanan, sisa sampah sayuran dan buah, sampah kardus, serta plastik.
"Jangan sampai sampahnya dijadikan satu. Kalau disatukan, kami sulit untuk memilah. Namun hasil akhirnya, setelah pelaksanaan MBG dalam satu minggu ini," ujarnya.
Ia menambahkan, sebelumnya pihaknya tidak memperkirakan pengolahan sampah organik sisa program MBG.
Padahal, jumlah siswa di Sleman mencapai 165 ribu untuk kategori PAUD, TK, SD, dan SMP. Total tersebut belum termasuk siswa SMA/SMK dan pondok pesantren.
"Ini harus dipecahkan bersama supaya tidak menimbulkan persoalan. Pelaksanaan MBG ini tidak hanya sehari, tapi lima hari dalam satu minggu," tandasnya.****