Berita , Pendidikan , D.I Yogyakarta
Inspiratif! Anak Pengrajin Bambu asal Buleleng Bali Diterima Kuliah Gratis di UGM
“Bagaimana dengan biayanya, Nak?”
“Tinggal menunggu pengumuman (beasiswa)”
Menurut Regina, saat itu ayah dan ibunya tampak senang namun juga tidak bisa menyembunyikan raut sedih di wajah mereka memikirkan soal biaya Regina ketika kuliah kelak.
Namun saat registrasi dan pengumpulan dokumen, sang ibunda, Nely Supriyati tidak menyembunyikan kebahagiaannya setelah mengetahui anaknya mendapat beasiswa UKT Pendidikan Unggul Bersubsidi 100 persen dari kampus UGM.
”Saya bersyukur sekali ia bisa kuliah di UGM, apalagi bisa dapat beasiswa,” kata Nelly dengan air mata berurai.
Menurutnya, beasiswa UKT sangat membantu beban ekonomi keluarganya. Nelly mengaku, dari penghasilan dirinya dan suami sebagai pengrajin hanya cukup untuk menyambung hidup dari hari ke hari.
Setiap harinya, keduanya dapat menyelesaikan 3-4 anyaman sokasi. Untuk satu sokasi ia jual ke pengepul seharga 20 ribu rupiah. Dari satu anyaman sokasi ini, ia mendapatkan keuntungan bersih sekitar 15 ribu rupiah dipotong dari biaya pembelian bahan baku.
Sebagai orang desa yang tinggal di pedalaman perbukitan, Nely mengaku tidak tahu banyak soal kampus UGM. Yang ia tahu dari televisi atau obrolan dari tetangganya yang menyampaikan bahwa ia menjadi orang tua yang beruntung karena anaknya diterima di kampus pilihan.
“Katanya dapat sekolah di UGM itu tidak mudah, orang pilihan katanya,” ujarnya.
Sebagai orang tua, Nely tidak berharap banyak pada anak perempuannya. Apalagi ia dan suami tidak pernah mengenyam pendidikan tinggi, keduanya hanya sampai lulus SMP. Kini, hanya doa yang ia bisa panjatkan agar Regina bisa meraih mimpi dan cita-cita yang diinginkannya.
“Kita tidak bisa beri bekal apa-apa. Semoga ia bisa sukses menuntut ilmu di sana. Semoga apa yang diinginkannya sesuai harapannya,” jelasnya.****