Berita , Budaya , D.I Yogyakarta
Jamasan Tombak Kyai Wijaya Mukti Jadi Simbol Merawat Budaya

Tombak dengan pamor wos wutah wengkon dengan dhapur kudhuping gambir ini, landeannya sepanjang 2,5 meter terbuat dari kayu Walikun.
Dengan keberadaan tombak pusaka di ruang kerja Wali Kota Yogyakarta, mengisyaratkan adanya pesan-pesan luhur/simbol kekuatan moral bagi pemimpin untuk selalu berusaha memakmurkan rakyatnya, yakni kemakmuran yang dinikmati oleh semua warga, seperti yang disiratkan dalam pamor wos wutah wengkon dan dhapur kudhuping gambir.
Dalam budaya Jawa, pusaka adalah lambang budaya ber-pamor agama, pusaka bukan sekedar senjata apalagi alat.
Pusaka adalah dwitunggal antara logam pilihan anti karat dengan unsur spiritual penciptanya, yang terpancar dari aura pamor-nya. Sehingga tegaknya tombak pusaka Kyai Wijaya Mukti, mengisyaratkan luluhnya pamoring Kawula-Gusti.
Dalam dimensi vertikal, bermakna pasrah diri dan tunduk-patuhnya insan kamil ke haribaan Sang Khaliknya. Sedangkan dalam dimensi horizontal, mensyaratkan sosok pemimpin yang tanpa pamrih bersedia ngawulo, yang siap melayani rakyatnya dalam bentuk public services yang semakin baik, yang menghargai harkat dan martabat warganya serta membangun suatu clean goverment dan good governance.
Keberadaan Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti juga melambangkan kondisi wijoyo-wijayanti, yakni kemenangan sejati di masa depan, dimana seluruh lapisan rakyat dapat merasakan kamukten atau kesenangan lahir-batin, oleh sebab tercapainya tingkat kesejahteraanyang benar-benar merata.
Pusaka Tombak Kyai Wijaya Mukti yang memiliki dhapur kudhuping gambir, berarti titik awal mulai mekarnya harapan yang akan membawa keharuman Kota Yogyakarta dengan segala predikatnya.****