HARIANE – Sepekan menjelang Idul Adha, aktivitas di pasar hewan Kabupaten Gunungkidul mengalami peningkatan.
Hal ini membawa berkah tersendiri bagi para tukang ojek kambing yang beroperasi di pasar-pasar hewan. Jasa mereka banyak dicari pembeli untuk mengantar kambing ke rumah masing-masing.
Seperti yang diungkapkan salah satu tukang ojek kambing, Warsono. Setiap pasaran Kliwon (hari Jawa), ia menyediakan jasa ojek kambing di Pasar Hewan Munggi, Kalurahan Semanu, Kapanewon Semanu.
“Tidak bisa dipastikan dalam setengah hari itu berapa kali angkut. Itu tergantung ramai tidaknya pengunjung di pasar,” kata Warsono, Senin (2/6/2025).
Sepeda motor para tukang ojek ini dilengkapi dengan keranjang motor di bagian belakang, atau yang dikenal dengan sebutan bronjong. Kambing diletakkan di dalam keranjang tersebut.
Untuk menjaga keseimbangan, keranjang diisi beberapa batu besar. Sehingga jika hanya membawa satu kambing, sisi kanan dan kiri tetap seimbang.
Agar kambing tidak lepas, keempat kakinya diikat menggunakan tali.
Lebih lanjut, Warsono menjelaskan bahwa tarif jasa ojek kambing disesuaikan dengan jarak tempuh dari Pasar Hewan Munggi ke rumah pemesan. Biasanya, untuk jarak dekat, tarifnya sekitar Rp10 ribu.
“Kalau jauh, ya paling Rp120 ribu. Tergantung jaraknya. Paling jauh saya pernah ke Pracimantoro. Sekarang ini saya bawa dua kambing ke Karangmojo, tarifnya Rp80 ribu,” jelasnya.
Hal senada diungkapkan oleh Sigit Riyanto. Ia juga melayani jasa ojek kambing setiap pasaran Kliwon, meski hanya dari pagi hingga siang, karena setelah pukul 10.00 WIB pasar mulai sepi pengunjung.
“Kalau soal berapa kali jalan itu nggak pasti. Nggak sampai 10 kali angkut, karena jaraknya juga beda-beda,” ucapnya.
Di Pasar Hewan Munggi, terdapat sekitar 18 tukang ojek kambing yang melayani jasa antar. Tidak semua menggunakan bronjong; ada juga yang mengantar kambing bersama pemiliknya, atau jika tanpa kendaraan, kambing dibawa dengan berjalan kaki dan ditempatkan di tengah.