D.I Yogyakarta , Pilihan Editor
Jembatan Kretek II Jadi Lambang Budaya Jogja, Bisa Saingi Korea
Ichsan Muttaqin
jembatan kretek II yang bakal jadi jembatan terpanjang di DIY di jadwalkan rampung pengerjaannya pada akhir tahun 2022 (Foto:Youtube)
hariane.com - Jembatan Kretek II membentang sepanjang 747,7 meter yang menghubungkan ruas jalan baru Samas-Kretek dan Kretek-Parangtritis. Kedua jalan tersebut merupakan bagian dari jalur jalan lintas selatan (JJLS).
Jembatan juga didisain dengan filosofi Among Tani Dagang Layar dengan stilisasi bentuk laku urip kang utama (LUKU) sebagai lambang budaya masyarakat Yogyakarta. Demikian tertulis dalam diskripsi unggahan video instagram Pemkab Bantul yang menunjukkan proses pembangunan jembatan Kretek II, Kamis 2 desember 2021.
Filosofi Among Tani Dagang Layar ini sendiri merupakan konsep yang digagas oleh Gubernur Daerah Istimewa Yogyakara (DIY), Sri Sultan HB X. Konsep ini merupakan tata ruang wilayah yang juga mencakup langkah srategis penembangan perekonomian Jogja.
Pengerjaan jembatan ini ditargetkan akan rampung pada akhit tahun 2022 mendatang. Jembatan yang menghubungkan jalan Poncosari di sisi barat dan Greges di sisi timur ini bakal jadi jembatan terpanjang di DIY.
BACA JUGA : Goa Langse, Obyek Wisata di Jogja yang Mistis dan Memacu Adrenalin
Jembatan Kretek II Disebut Bisa Saingi Wisata Sungai Han Korea
Sambutan positif datang dari masyarakat dan juga para netizen. Pemilik akun Instagram @hermangomezo misalnya, dalam kolom komentar ia menyarankan agar jembatan ini tak hanya difungsikan sebagai infrastruktur penunjang transportasi semata. Melainkan juga dikembangkan sebagai destinasi wisata kawasan. Sebagai pembanding, dia usul agar dilakukan studi banding ke Sungai Han Korea Selatan. Dijadikan tempat wisata yang bersih yang dilengkapi dengan lampu hias, hotel, kafe hingga pusat belanja. Dengan begitu, pembangunan Jembatan Kretek II ini akan memberi manfaat yang lebih luas ke masyarakat Bantul. Karena lahirnya destinasi wisata pasti disertai penyerapan tenaga kerja dan perkembangan ekonomi di sekitarnya. Dari sisi konstruksi, pembangunan Jembatan Kretek II ini didukung dengan tehnologi Lead Rubber Bearing (LRB) yang berfungsi meredam gempa. Teknologi ini diterapkan untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi. Demikian dijelaskan dalam kicauan Twitter Ditjen Bina Marga Kementrian PUPR. Maklum, Jembatan Kretek II dibangun di permukaan patahan bumi atau sesar opak. Sementara sesar inilah yang pernah mengalami pergeseran dan menimbulkan gempa bumi dahyat yang menelan korban ratusan ribu warga Jogja dan sekitarnya pada tahun 2006 silam.****
1