Berita , D.I Yogyakarta
Promosi Buku di Era Digital: Literasi, Branding, dan Peluang di Tengah Laju Platform

HARIANE – Festival Sastra Yogyakarta (FSY) 2025 terus menghadirkan sesi-sesi talkshow reflektif dan edukatif, salah satunya Promosi Buku di Era Digital yang bertempat di Panggung Pasar Sastra, Taman Budaya Embung Giwangan, Jumat (1/8/2025).
Diskusi ini membuka ruang dialog bagi penulis, pegiat literasi, dan pembaca digital untuk menelaah strategi promosi buku di tengah gempuran konten serta algoritma platform digital.
Selama dua jam, talkshow ini menghadirkan dua narasumber muda yang aktif di dunia literasi digital, yakni Ayu Rianna—penulis novel metropop sekaligus kreator konten literasi—dan Wardah, dikenal dengan nama akun Missfiore, yang aktif di ranah Bookstagram dan BookTok.
Dalam paparannya, Ayu Rianna menekankan pentingnya membangun citra penulis secara multiplatform. Berbekal pengalaman membuat konten di Instagram dan TikTok, ia menunjukkan bagaimana reels berisi ulasan buku, sesi baca langsung, hingga tantangan membaca mampu membangun koneksi organik dengan audiens.
“Dari penulis, kita juga bisa menjadi influencer literasi. Yang penting bukan hanya kontennya, tapi bagaimana membangun komunitas dan keterlibatan,” ujar Ayu.
“Personal branding itu khas. Yang penting, berani coba dulu,” sambungnya.
Ayu mengungkapkan bahwa konten-konten yang biasanya ia buat muncul tanpa strategi yang rumit.
“Yang bikin viral itu biasanya karena relate dan dibagikan teman atau keluarga. Dulu saya sempat punya jadwal konten, tapi sekarang lebih fleksibel,” katanya.
Sementara itu, Wardah menyoroti peran bookstagrammer dan booktoker sebagai jembatan antara penulis dan pembaca. Ia memaparkan bahwa konten visual seperti aesthetic flatlays dan tantangan membaca mampu membangun minat baca sekaligus menciptakan keterhubungan emosional antara publik dan karya sastra.
“Pembaca ingin tahu siapa penulisnya. Mereka ingin merasa terhubung secara personal,” kata Wardah.
Wardah mengatakan, untuk menjadi kreator konten literasi, tantangan utama adalah melawan rasa malas di awal. Ia menyarankan eksplorasi konten secara menyeluruh untuk menemukan bentuk yang paling efektif membangun awareness.
“Coba semua, mulai review, unboxing, reels, kutipan. Lihat mana yang paling cocok untuk branding pribadi,” terangnya.