Berita , Pilihan Editor
Korea Utara Laporkan Wabah Penyakit Menular Selain Covid 19, Korban Meninggal Capai 73 Orang
Deslina Intan
Korea Utara laporkan wabah penyakit menular yang bukan Covid 19. (Foto: Instagram/nknewsorg)
Seorang pejabat di kementerian Unifikasi Korea Selatan yang tidak disebutkan namanya mengatakan, bahwa pihak Korea Selatan sebelumnya juga telah mengirimkan proposal terkait penyediaan vaksid Covid 19 yang juga tidak mendapat tanggapan.
Situasi ini di perburuk dengan kekhawatiran tentang persediaan bahan pangan di Provinsi Hwanghae Selatan di mana Kota Haeju berada adalah wilayah pertanian yang saat ini dilanda kekeringan.
Ahli penyakit menular di Gachon University Gil Medical Center mengatakan, kemungkinan penularan penyakit lewat tanaman tampak rendah dan untuk mencegah penyebaran perlu dilakukannya disinfeksi pada pasokan air.
Markas besar pencegahan epidemi darurat negara memberikan informasi lebih dari 26 ribu kasus demam, lebih dari 32 ribu pemulihan dan satu kematian telah dilaporkan dari pukul 18.00 tanggal 14 Juni 2022 hingga pukul 18.00 tanggal 15 Juni 2022 dari seluruh negeri.
Selain itu, sejak akhir April 2022 hingga Rabu, 15 Juni 2022, total jumlah orang yang demam mencapai lebih dari 4,5 juta, dimana lebih dari 98 persen pasien telah pulih dan 46 ribu pasien lainnya tengah menjalani perawatan medis.
Dalam kasus ini, korban tewas yang telah dilaporkan mencapai 73 orang dengan tingkat kematian 0,002 persen.
Pihak Pyongyang setiap hari mengumumkan jumlah pasien demam tanpa menyebutkan Covid 19, hal ini diduga karena kurangnya alat tes.
Para ahli meduga bahwa angka-angka pasien yang dirilis melalui media telah dikendalikan pemerintah.
Profesor Shin Young Jeon dari Fakultas Kedokteran Universitas Hanyang di Seoul, mengatakan bahwa penyakit usus seperti tipus shigellosis bukan hl baru bagi Korea Utara, yang menjadi kekhawatiran adalah penyakit datang ketika negara tersebut tengah berjuang melawan Covid 19.
Korea Utara laporkan penyakit menular lain dan menyebutkan bahwa kasus Covid 19 telah mereda sempat diragukan oleh Organisasi Kesehatan Dunia dan yakin situasinya semakin buruk.****