Berita , Pendidikan
Masterclass ISI Yogyakarta 2023: Ternyata Kolintang Dimainkan dengan Cara Mudah Seperti Ini
Admin
Masterclass ISI Yogyakarta 2023: Ternyata Kolintang Dimainkan dengan Cara Mudah Seperti Ini
HARIANE - Masterclass ISI Yogyakarta 2023 usai diselenggarakan oleh Jurusan Etnomusikologi Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, 30 Januari 2023 lalu.
Dalam Masterclass Isi Yogyakarta ini terungkap bahwa Kolintang dimainkan dengan cara mudah. Dimana ada satu metode unik untuk memainkan ansambel musik yang berasal dari Minahasa, Sulawesi Utara tersebut.
Tidak kurang dari 50 peserta mengikuti Masterclass ISI Yogyakarta yang menghadirkan Markus Sugiarto, praktisi profesional dalam bidang musik Kolintang Minahasa.
Murid maestro kolintang Petrus Kaseke ini kemudian membeberkan sejarah hingga cara memainkan kolintang dengan mudah.
BACA JUGA : Jadwal Pameran Pendidikan Surabaya 2023 Sudah Keluar, Bakal Diisi oleh 200 Lebih Universitas Terkenal di Dunia
Masterclass ISI Yogyakarta
Kegiatan yang diinisiasi oleh Jurusan Etnomusikologi Fakultas Seni Pertunjukan (FSP) dan Komunitas Total Perkusi. Dalam pembukaannya, Dekan Fakultas Seni Pertunjukan ISI Yogyakarta Dr. Suryati menyebut bahwa Masterclass merupakan agenda yang patut diapresiasi. Pihaknya berharap, kegiatan ini bisa memenuhi kewajiban sebagai seorang akademisi yaitu melestarikan, mengembangkan, dan mendiseminasikan keilmuannya.BACA JUGA : Pendaftaran Kampus Mengajar Angkatan 5 Segera Dibuka, Catat Tanggalnya!
Sejarah Kolintang
Eksistensi musik khas masyarakat Minahasa Sulawesi Utara ini cukup popular di masyarakat Indonesia. Bahkan kolintang menjadi salah satu pilihan kegiatan seni budaya di sekolah-sekolah formal, non formal, institusi pemerintah maupun swasta. Kolintang masuk dalam keluarga idiophone (ilmu organologi alat musik) berbahan dasar kayu waru atau dalam bahasa latinnya Hibiscus Tiliaceus. Nama ansambel musik Kolintang juga ditemukan di Filipina. Perbedaanya terletak pada bentuk dan bahan, jika Kolintang atau Kulintang Filipina berbahan logam berbentuk seperti gong berpencu (budaya gong). Kolintang Minahasa yang dikenal saat ini sudah melalui tahapan-tahapan inovasi hasil kreativitas masyarakat setempat, bertangga nada diatonis dengan pendekatan ilmu musik barat sebagai metode pengajarannya. Dalam kesempatan itu, Markus terlebih dahulu memaparkan tentang etimologi, ontologi, epistemologi, dan aksiologi Kolintang berlandaskan budaya musik tradisi masyarakat di Minahasa.BACA JUGA : 7 Program Beasiswa Kuliah 2023 untuk S1, S2 dan S3 dari Dalam Maupun Luar NegeriWawasan kearifan lokal tersebut dielaborasikan dengan pengalamannya berkecimpung di seni musik Kolintang selama puluhan tahun. Hasil elaborasi tersebut menghadirkan sebuah metode pembelajaran musik Kolintang yang disebut metode tong, ting, tang. Markus menjelaskan, Kolintang berasal dari olahan kata tong, ting, tang yaitu bunyi yang dihasilkan dari alat musik (onomatopoeia). Musik Kolintang adalah produk manifestasi budaya masyarakat Minahasa yang dapat ditinjau dari aspek kesejarahan dan kepercayaan. Markus membawa pembahasan musik Kolintang Minahasa pada sebuah sistem kepercayaan masyarakat Minahasa. Bersumber dari nyanyian sakral Minahasa, terdapat tiga tokoh leluhur yang diceritakan yaitu Karema (Dewi Bintang), Toar (Dewa Matahari), dan Lumimuut (Dewi Bumi). Leluhur-leluhur tersebut merepresentasikan tentang ilmu astronomi kuno yang berhubungan dengan arah mata angin dan keseimbangan alam. Falsafah kearifan lokal inilah yang menjadi sumber penciptaan nada-nada yang tercipta dalam musik Kolintang yaitu tangga nada tritonis. Tangga nada tritonis kemudian berkembang menjadi hexatonis, diatonis, dan kromatis dengan nada do ditengah (567 123 456).
BACA JUGA : Cara Membuat Slip Gaji Orang Tua untuk KIP Kuliah 2023, Ternyata Cukup Lakukan Hal ini
Cara Memainkan Kolintang dengan Metode Tong Ting Tang
Markus menawarkan metode pembelajaran musik Kolintang Minahasa yang ia beri nama tong, ting, tang sama seperti akar kata kolintang pada pemaparan sebelumnya. Metode tersebut diperoleh berdasarkan penelitian-penelitian yang dilakukannya dengan kacamata antropoligis dan musikologis berdasarkan pengalaman, kearifan lokal,dan ilmu bentuk musik barat. Metode tong, ting, tang menjadi sebuah metode alternatif pembelajaran musik Kolintang Minahasa bagi masyarakat umum, baik anak-anak, remaja, dewasa, hingga lansia yang tidak memiliki basik seni. Tidak perlu membaca atau mempelajari sistem notasi angka/balok dengan detail, cukup berkonsentrasi pada instruksi tangan dari konduktor. Metode ini menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik bagi para pemain Kolintang Minahasa.BACA JUGA : Cara Daftar KIP Kuliah untuk SNPMB 2023, Berikut Jadwal dan PersyaratanPrinsip kerja yang digunakan dalam metode tong, ting, tang menggunakan guidonian hand. Tangan mewakili nada-nada dan difungsikan untuk mengingat nada-nada tertentu, seperti pada metode pembelajaran angklung di Saung Angklung Udjo. Metode tong, ting, tang menggunakan ansambel Kolintang kemudian dipratikkan dalam Masterclass ISI Yogyakarta. Lagu yang dibawakan untuk masterclass cukup sederhana yaitu Halo halo Bandung dengan memainkan progresif chord 1 4 5. Materi masterclass ini menjadi sebuah nutrisi keilmuan bagi civitas akademik di lingkungan Jurusan Etnomusikologi ISI Yogyakarta dalam praktik musik Kolintang Minahasa.**** (Kontribusi: Ribeth Nurvijayanto/Dosen Etnomusikologi ISI Yogyakarta) Baca artikel menarik lainnya di harianejogja.com
1