HARIANE - Microsoft melarang karyawannya menggunakan ChatGPT untuk sementara waktu.
Kebijakan ini dikeluarkan karena perusahaan teknologi multinasional yang berbasis di Amerika Serikat ini kekhawatiran dengan keamanan dan data.
Microsoft mengumumkan aturan ini di situs web internal. Mereka bahkan memblokir perangkat perusahaan agar tidak dapat mengakses chatbot AI tersebut.
Sebelumnya, beberapa perusahaan teknologi telah mengeluarkan larangan penggunaan ChatGPT karena mencurigai adanya potensi ancaman kemanan bagi penggunaan internal ChatGPT.
Namun, keputusan Microsoft kali ini cukup menyita perhatian lantaran mereka adalah investor terbesar dan paling prominent dari OpenAI.
Pada bulan Januari, Microsoft berjanji akan menginvestasikan $10 miliar dalam pengembang ChatGPT selama beberapa tahun ke depan. Jumlah ini lebih dari 3 kali lipat lebih besar dari dana yang telah menggelontorkan sebelumnya, yakni $3 miliar.
Microsoft juga tengah gencar memperkenalkan tools berbasis AI, seperti chatbot Bing, juga menggunakan model bahasa besar OpenAI.
Namun, laporan menyebutkan bahwa Microsoft menyatakan bahwa walaupun benar bahwa [perusahaan] telah berinvestasi di OpenAI, dan bahwa ChatGPT dilengkapi dengan perlindungan bawaan untuk mencegah penggunaan yang tidak benar, situs web tersebut tetap merupakan layanan eksternal pihak ketiga.
Perusahaan menyarankan karyawannya untuk berhati-hati. Hal ini juga berlaku untuk layanan eksternal lainnya, termasuk generator gambar AI Midjourney.
Dilansir dari CNBC, dilaporkan bahwa setelah publikasi ceritanya, Microsoft dengan cepat mengembalikan akses ke chatbot.
Perusahaan juga dilaporkan menghapus bahasa dalam peringatan yang menyatakan bahwa mereka memblokir aplikasi obrolan dan perangkat lunak desain Canva.
Juru bicara Microsoft menyatakan bahwa larangan tersebut adalah kesalahan dan segera mengembalikan akses setelah menyadari kesalahannya. Meskipun peringatannya secara eksplisit menyebutkan ChatGPT.