Berita
Perang Saudara di Sudan, Sebabkan Ratusan Warga Terluka hingga Hidup Tanpa Listrik
HARIANE - Dampak perang saudara Sudan membuat puluhan orang tewas dan ratusan lainnya terluka hingga aliran listrik yang terputus.
Perang saudara di Sudan mulai meletus pada 15 April 2023 lalu yang disebabkan oleh persaingan para jenderal untuk merebut kekuasaan di negara tersebut.
Serangan udara, tank di jalanan, tembakan artileri dan senjata berat pecah di seluruh negeri, tak hanya ibu kota Khartoum sejak akhir pekan hingga Senin, 17 April 2023.
Hal ini mengakibatkan banyak penduduk Khartoum terjebak di rumah tanpa listrik atau air saat dua jenderal tertinggi negara itu berjuang untuk menguasai negara yang berada di Afrika timur laut itu.
Dampak Perang Saudara di Sudan
Para jenderal terus berjuang untuk menguasai Sudan hingga bentrok sampai hari ketiga di ibukota dan bagian lain dari negara Afrika timur laut, meninggalkan jutaan penduduk bersembunyi di rumah mereka dan dokter dan rumah sakit berjuang untuk mengatasi korban yang terus meningkat.
Dilaporkan The New York Times, korban tewas dari dua hari pertama pertempuran naik menjadi 97 jiwa, dengan sekitar seribu orang terluka, tetapi dengan bentrokan yang semakin meluas di negara tersebut, masih belum diketahui jumlah pastinya.
Pertempuran itu telah menyebabkan banyak dari lima juta penduduk ibu kota, Khartoum, terlantar di rumah tanpa listrik atau air saat mereka menjalani beberapa hari terakhir Ramadhan.
Masih belum jelas siapa yang mengendalikan negara. Bentrokan yang meletus pada hari Sabtu lalu, telah mengadu kelompok paramiliter yang dikenal sebagai Rapid Support Forces (RSF) melawan Angkatan Darat Sudan, persaingan lama antara dua jenderal tertinggi Sudan yang bersaing untuk mendapatkan dominasi.
Pada Senin, 17 April 2023, kepala RSF, Letnan Jenderal Mohamed Hamdan, menuduh saingannya, panglima militer Jenderal Abdel Fattah al-Burhan membom warga sipil dari udara.
Namun, Tentara Sudan mengatakan dalam sebuah pernyataan di Facebook bahwa mereka beroperasi dalam aturan konflik dan hukum kemanusiaan internasional.
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) di Sudan dan badan-badan regional Afrika menyerukan jeda kemanusiaan dalam pertempuran pada Senin sore untuk memungkinkan warga mendapatkan pasokan dan mencari perawatan medis.