Berita , D.I Yogyakarta
Sambut Masa Pensiun, Seorang Guru Olahraga di Gunungkidul Berlari Puluhan Kilometer Sebagai Bentuk Nazar
HARIANE – Seorang guru olahraga di SD Negeri Giritirto, Kapanewon Purwosari, Kabupaten Gunungkidul, Pujiyono (60), nekat berlari dari rumahnya menuju sekolah sejauh puluhan kilometer. Aksi itu dilakukan sebagai bentuk nazar menjelang masa purna tugasnya pada 1 Juli 2025.
Meski sempat hampir terhenti, namun berkat keteguhannya, ia mampu menyelesaikan nazarnya dengan berlari dari rumahnya di wilayah Nanggulan, Gadingsari, Sanden, Bantul, menuju sekolah tempatnya mengajar.
Diketahui, Pujiyono telah mengabdi sebagai guru olahraga sejak tahun 1986. Sebelum mengajar di SD Negeri Giritirto, ia sempat bertugas di SD Negeri Paliyan 4 selama enam tahun.
"Lalu tanggal 1 Juli saya purnatugas dan saya bilang ke teman-teman di SDN Giritirto kalau saya mau nazar lari dari rumah ke sekolah," kata Pujiyono saat dihubungi melalui telepon, Senin (30/6/2025) malam.
Pujiyono mengungkapkan, sejumlah rekan sesama guru sempat menentang idenya untuk berlari dari rumah ke sekolah. Sebab, dengan usianya yang telah menginjak 60 tahun, banyak yang menganggap ia tidak akan sanggup menempuh jarak sejauh 27 kilometer dengan berlari.
"Rekan-rekan saya sempat menyarankan agar tidak melakukan itu karena jaraknya terlalu jauh. Tapi saya bilang, saya coba dulu. Nanti kalau tidak kuat, ya saya jalan saja," jelasnya.
Hingga akhirnya, pada Kamis (26/6/2025) sekitar pukul 05.30 WIB, Pujiyono memutuskan untuk memulai larinya dari rumah menuju sekolah. Di tengah jalan, ia menyempatkan diri memberi kabar ke rekan-rekannya bahwa dirinya sudah mulai berlari.
"Karena saya berangkat sendiri. Tapi di tengah perjalanan, teman-teman mulai mengikuti, ada yang naik motor dan mobil," kata Pujiyono.
"Sebenarnya kalau tidak dibuntuti rekan-rekan, saya hanya lari pelan-pelan dan sesekali jalan. Tapi karena dibuntuti, saya jadi agak gengsi, akhirnya terpaksa terus lari," imbuhnya.
Selama di perjalanan, lanjut Pujiyono, ia mengaku tidak berhenti untuk beristirahat. Namun, sesekali berjalan kaki, khususnya saat melalui jalanan yang menanjak.
"Tidak istirahat, hanya di dua tanjakan saya jalan kaki. Tapi saat sampai di SDN Nanas itu sudah terasa berat napas dan badan saya. Karena dibuntuti teman-teman, saya jadi gengsi, saya kuat-kuatin. Yang penting sampai finis, meskipun akhirnya pingsan pun tidak apa-apa," katanya.
Setelah berlari selama hampir tiga jam, Pujiyono akhirnya tiba di SD Negeri Giritirto, Panggang.