Berita , D.I Yogyakarta
70 Karya Penelitian Dipamerkan dalam Research Week 2024 Fisipol UGM
HARIANE – Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (Fisipol UGM) kembali menyelenggarakan pekan diseminasi tahunan karya-karya riset yang dinamakan Research Week, pada 11-15 November 2024.
Dekan Fisipol UGM, Wawan Mas’udi, mengatakan bahwa Research Week Fisipol UGM adalah wujud akuntabilitas ilmiah untuk mengenalkan hasil penelitian di bidang sosial dan politik kepada masyarakat luas, sekaligus menjadi penutup dari rangkaian hibah riset kompetitif tahun 2024.
“Sejak pertama kali diadakan pada 2015, program hibah riset Fisipol UGM telah melahirkan ratusan kajian yang menyoroti berbagai isu sosial dan politik yang ada di Indonesia,” kata Wawan, Selasa, 12 November 2024.
Sebanyak 70 hasil karya penelitian di bidang sosial dan politik yang dilakukan oleh dosen dan mahasiswa dipamerkan dalam kegiatan ini.
Seluruh hasil riset ini akan disampaikan oleh tim peneliti dalam sesi presentasi dan diskusi terbuka yang dapat dihadiri oleh masyarakat umum.
“Tahun ini, format kami lebih dinamis. Jadi, selain rangkaian presentasi dan pameran poster infografis, ada juga diskusi interaktif bersama peneliti dan stakeholder terkait,” terangnya.
Research Week 2024 diikuti oleh berbagai penerima hibah Fisipol UGM dari kategori Karya Ilmiah Dosen, Kolaborasi Internasional, Kolaborasi Triple Helix, hingga Hibah Mahasiswa dari jenjang S1 hingga S3.
Selain itu, presentasi juga akan menghadirkan riset kolaboratif yang dilakukan antara Fisipol UGM dengan berbagai mitra eksternal, termasuk yang dikontribusikan oleh departemen-departemen dan Pusat Studi (Puska) di lingkungan Fisipol UGM.
Research Week 2024 menyoroti penelitian-penelitian dengan tema yang selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya tema-tema yang relevan dengan isu-isu perubahan iklim, transisi energi, inklusi sosial, hingga transformasi digital. Bahkan, perkembangan media sosial yang telah membawa perubahan signifikan dalam budaya digital Indonesia juga tak luput dipresentasikan.
“Tahun ini, fokus riset kami adalah pada isu-isu yang kami sebut sebagai isu-isu megashift. Sebenarnya, bukan hanya tahun ini, tetapi sejak 2-3 tahun terakhir, dan akan berlanjut hingga tahun depan,” jelasnya.
Ia menambahkan, pemilihan topik-topik tersebut, menurutnya, tidak sekadar isu nasional, melainkan sudah menjadi isu global, seperti isu perubahan iklim. Banyak aspek yang menurutnya harus dipertimbangkan, mulai dari transisi energi hingga perubahan lahan.
“Jadi, ini bukan riset untuk memahami situasi saat ini, tetapi lebih pada refleksi sosial yang kemudian diangkat ke ranah publik,” tandasnya.****