"Sebelumnya kami mendapatkan aduan dari warga terkait keramaian dan kebisingan sekitar UAD," jelas Jeffry.
Ajang balap lari itu kemudian dibubarkan oleh Polres Bantul dan Polsek setempat.
"Dikhawatirkan terjadi gesekan yang dapat berujung keributan, akhirnya kami minta untuk mengakhiri kegiatan," kata Jeffry.
Tak hanya di sekitar kampus UAD, fenomena serupa juga muncul di sekitar kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) di Ring Road Barat, Kasihan, Kabupaten Bantul. Di sana, kegiatan ini juga dibubarkan polisi.
"Ini bukan hal pertama, tanggal 20 (Maret) lalu juga sempat ada di sekitar UMY. Memang menjadi fenomena menjelang sahur dengan balap lari," bebernya.
Sejauh ini tak ada unsur taruhan dalam kegiatan ini.
"Perlu kita pahami, ada baiknya komunikasi untuk izin terlebih dahulu dengan perangkat desa minimal RT/RW," imbuh Jeffry.
Jeffry juga menyebut, sebelumnya juga di keributan di Jalan Jalur Lintas Selatan (JJLS) Bantul, tepatnya di sekitar Jembatan Kretek II. Keributan itu terjadi karena adanya pemukulan yang melibatkan beberapa orang.
Kejadian bermula saat korban bersama teman-temannya nongkrong di Jembatan Kretek II. Selanjutnya mereka jalan-jalan pagi sekitar pukul 06.00 WIB.
Korban kemudian memarkir motornya dan ngobrol bersama teman-temannya di tepi jalan. Memasuki pukul 07.00 WIB korban hendak pulang dan berjalan menuju motornya.
"Sewaktu berjalan menuju motor tiba-tiba ada yang menendang korban dari belakang dan mengenai punggung bagian belakang. Akibatnya korban terjatuh, dan setelah itu banyak orang yang tidak dikenal juga ikut memukuli korban," katanya.
Tidak berhenti di situ, tiba-tiba ada seorang remaja yang menghampiri korban. Selanjutnya remaja itu mengayunkan kayu ke arah korban. Beruntung, polisi yang tengah patroli mengetahui kejadian tersebut. Polisi mengamankan remaja yang memukul menggunakan kayu tersebut.