Harianesia , Kesehatan , Artikel , Pilihan Editor
Awal Mula Flu Singapura, Lengkap Beserta Penyebab, Gejala, Penularan, Pencegahan Hingga Pengobatan Agar Buah Hati Terlindungi
Yuni Sita Kusrini
Awal mula Flu Singapura, penyebab, gejala, penularan hingga pengobatan kepada si kecil. (Foto : Pexels/Polina Tankilevitch)
>HARIANE - Cuaca yang tidak menentu membuat penyakit menyerang khususnya pada anak kecil atau bayi. Salah satu penyakit tersebut adalah Flu Singapura.
Awal mula Flu Singapura menjadi informasi yang penting ditengah kondisi yang sempat mencekam akibat pandemi dimana menunjukan gejala yang menyerupai.
Tidak jarang dihubungkan dengan Covid-19 karena tidak tahu awal mula Flu Singapura, penyebab, gejala, penularan,pencegahan hingga pengobatannya.
Sempat terjadi simpang siur bagaimana awal mula Flu Singapura dan bahkan ada kekhawatiran bahwa penyakit tersebut berasal dari virus baru.
Dikutip dari postingan Adam Prabata di akun Instagram pada Jumat, 20 Mei 2022 mengenai rangkuman informasi penyakit Flu Singapura.
"Akhir-akhir ini kasus HFMD sangat banyak ditemukan pada anak-anak di berbagai daerah di Indonesia, sehingga membuat khawatir para orang tua," tulisnya pada caption.
Apa itu penyakit Flu Singapura dan Bagaimana Awal Mula Flu Singapura?
Flu Singapura memiliki nama yang sebenarnya yakni Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD). Awal mulanya sebutan 'Flu Singapura' muncul akibat gejalanya mirip flu dan sempat banyak ditemukan di Singapura.Namun sebenarnya penyebabnya bukan karena virus flu.BACA JUGA : Waspada! Buah Terinfeksi Virus Covid-19 di China, Simak Informasi Selengkapnya
Penyebab HFMD
Penyebab penyakit HFMD dalah infeksi virus famili enterovirus yakni : 1. Coxsakievirus A16 : virus ini dari Amerika Serikat yang dapat menyebabkan HFMD. 2. Coxsakievirus A6 : virus ini bisa menyebabkan gelaja menjadi lebih berat. 3. Enterovirus 71 : virus ini berasal dari Asia Timur dan Asia Tenggara dan kadang dapat menyebabkan ensefalitis (kasus jarang).Gejala HFMD
Gejala pertama, mirip virus flu yakni demam, nyeri tenggorokan atau nyeri telan, tidak enak badan dan nafsu makan berkurang. Kedua, adanya bintik merah di rongga murlu yang pecah menjadi sariawan.Ketiga, muncul ruam pada telapak kaki dan tangan. Beberapa disertai dengan lenting berair.
Siapa saja yang dapat terkena HFMD?
Menurut Centers for Disease Control (CDC) dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyerang bayi dan anak dengan kelompok usia kurang dari 5 tahun. Disebutkan bahwa orang dewasa dan orang dengan kekebalan tubuh baik bisa berpotensi terinfeksi virus HFMD namun tidak menunjukkan gejala sama sekali atau sering disebut asimtomatik. Dari kondisi tersebut orang dewasa berpotensi sebagai pembara atau carrier penyebab HFMD kepada bayi atau orang yang rentan.Cara Penularan HFMD
HFMD akan menular melalui cairan hidung dan tenggorokan, cairan dari lenting yang pecah serta dari feses. Maksud dari cairan hidung berupa ingus dan cairan tenggorokan berupa ludah dan dahak. Menurut informasi dari CDC orang yang terkena HFMD sangat menular dalam 1 minggu pertama sakit. Penularan virus terkadang dapat terjadi beberapa hari sampai seminggu setelah sembuh atau bahkan ketika sudah tanpa gejala.BACA JUGA : Mengenal Apa Itu Adenovirus, Penyebab Kasus Hepatitis Misterius Pada Anak di Indonesia
Lalu bagaimana cara mencegah penularan HFMD ?
Pencegahan penularan HFMD adalah dengan melakukan langkah berikut : 1. Rajin mencuci tangan 2. Menghindari kontak dengan anak yang terkena HFMD 3. Menghindari menyentuh mada hidung dan dan mulut 4. Membersihkan atau disinfeksi permukaan benda Ketika dirumah ada anak yang mengalami HFMD maka yang bisa dilakukan orangtua adalah memberikan obat untuk mengurangi keluhan dan memastikan anak minum air dengan cukup. Obat untuk mengurangi keluhan sesuai gejala yang dialami oleh anak misalnya demam, nyeri di mulut, dan lain-lain. Mayoritas kasus HFMD akan membaik dengan sendirinya dalam waktu 7 hingga 10 hari. Tidak ada terapi atau obat spesifik yang digunakan untuk menyembuhkan HFMD.Kapan HFMD perlu dibawa ke dokter?
Penderita HMFD harus segera dibawa ke dokter ketika menunjukkan gejala sebagai berikut : 1. Kurang minum sehingga kondisi hidrasi tidak baik 2. Gejala tidak membaik setelah 10 hari 3. Memiliki imunitas yang lemah dan menunjukkan gejala berat 4. Anak berusia sangat kecil terutama usia dibawah 6 bulan****
1