Berita , D.I Yogyakarta
Bantul Maju Sebagai Kota Kreatif Dunia UNESCO, Bupati Halim Ungkap Peluang yang Ada
Admin
Bupati Bantul saat memaparkan potensi Bantul sebagai kota kreatif dunia UNESCO. (Foto: Pemkab Bantul)
HARIANE - Pada tahun 2023 ini, Kabupaten Bantul akan mendaftarkan diri sebagai kota kreatif dunia UNESCO.
Untuk memantapkan langkah ini, Bupati Bantul telah memaparkan potensi Bantul sebagai kota kreatif dunia UNESCO dalam Forum Group Discussion di Jakarta, 14 Februari 2023 lalu.
Bupati Bantul Abdul Halim Muslih menyampaikan bahwa industri kreatif di Bantul menjadi salah satu sektor unggulan selain sektor pertanian dan pariwisata.
Bahkan, sebanyak 70 persen produk kerajinan di Daerah Istimewa Yogyakarta berasal dari Bantul seperti sentra keramik, kerajinan kulit, asesoris keris, batik, kerajinan bambu, kayu batik, dan sebagainya.
Sektor kerajinan ini, katanya, tumbuh sangat pesat dengan produk yang menjadi komoditas lokal maupun ekspor dimana pada tahun 2021 lalu nilai ekspor sektor kerajinan mencapai Rp2,33 triliun.
“Industri kreatif ini ditetapkan sebagai prioritas dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)” ujarnya.
Lebih lanjut ia memaparkan bahwa setidaknya ada 44 sentra industri kreatif dari 75 sentra yang tersebar di seluruh Kapanewon yang ada di Bantul dengan jenis kulit, batik, keris, kayu, jamu, bambu, meubel, eceng gondok, anyaman, dan olahan sampah.
Maju sebagai kota kreatif UNESCO dalam bidang kerajinan dan seni rakyat, Halim menyebutkan ada beberapa faktor yang cukup representatif.
Salah satunya adalah sejarah budaya masyarakat sejak masa kerajaan Mataram Islam sebagai contoh batik di Giriloyo, gerabah di Kasongan, dan perak di wilayah Kota Gede yang telah terbukti menjadi denyut nadi perekonomian.
“Kerajinan dan seni rakyat hidup di tengah masyarakat Bantul yang terwujud dalam aktivitas dan artefak baik dalam kehidupan sehari-hari atau upacara adat dalam peristiwa penting kehidupan,” jelasnya.
Peluang Bantul Maju Sebagai Kota Kreatif Dunia UNESCO
Bupati Bantul memaparkan, untuk menjadi kota kreatif dunia UNESCO memang ada peluang dan tantangan tersendiri. Peluang tersebut antara lain kebutuhan pasar lokal dan ekspor yang masih sangat tinggi, terbangunnya infrastruktur yang mempercepat aksesibilitas seperti YIA dan jalan tol, serta industri pariwisata juga akan semakin berkembang. Sementara tantangannya ialah persaingan dengan negara-negara produsen crafts di kawasan Asia yang mengalami pertumbuhan, kondisi makro global yang belum dapat diprediksi, serta standarisasi kualitas produk dari buyer di pasar internasional cukup tinggi. Dengan menjadi anggota jejaring sebagai kota kreatif dunia UNESCO, diharapkan dapat memberikan dampak positif dari segi ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan. “Diharapkan dapat mendorong potensi ekonomi kreatif Kabupaten Bantul, meningkatkan PDRB melalui investasi, perdagangan dan pariwisata, memberikan kesadaran mengembangkan modal sosial dan budaya untuk meningkatkan kesejahteraan secara komprehensif, membangun karakter bangsa melalui perbaikan tata sosial dan konservasi budaya, memberikan kesadaran kepada semua pihak tentang pemeliharaan dan pemanfaatan sumber daya alam secara bijak, dan menggali potensi sumber daya melalui inovasi ramah lingkungan,” tuturnya. **** (Kontributor: Wahyu Turi K) Baca artikel menarik lainnya di Harianejogja.com
1