Berita , D.I Yogyakarta
Belum Sepenuhnya Inklusif, Pengguna Kursi Roda Alami Kesulitan Mengakses Trans Jogja
HARIANE - Layanan transportasi umum, Trans Jogja, kembali dinilai tidak ramah bagi penyandang disabilitas.
Hal tersebut disampaikan oleh Project Officer Solider Inklusi Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB) Indonesia, Kuni Fatonah.
Ia menilai halte Trans Jogja masih menyulitkan penyandang disabilitas lantaran belum dilengkapi jalur kursi roda.
Sebagaimana fungsinya, layanan transportasi publik harus dapat menjangkau keterbatasan dan mendukung mobilitas penggunanya, termasuk penyandang disabilitas.
“(Penyandang disabilitas) ketika menggunakan transportasi umum masih banyak hambatan. (Termasuk) yang menggunakan kursi roda, itu susah untuk naik turun dari (halte) Trans Jogja,” jelas Kuni.
Menurutnya, dari sekian banyak sebaran halte Trans Jogja, layanan tersebut belum sepenuhnya inklusif dan ramah bagi disabilitas.
Sejak Trans Jogja diluncurkan sebagai bentuk layanan buy the service oleh Pemda DIY pada 2007 lalu, ia menilai bahwa infrastruktur, kendaraan, dan pelayanan transportasi publik khusus disabilitas masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah yang harus dibenahi.
Pun jika sudah disediakan bidang miring untuk jalur kursi roda, jalur tersebut terlalu tajam. Tak jarang ditemukan pula tangga yang curam sehingga menghambat aksesibilitas disabilitas.
Selain itu, jarak pemberhentian bus di halte juga dinilai cukup jauh, sehingga membuat kaum disabilitas kesulitan untuk memasuki bus.
“Kemudian yang kami rasakan, ketika ketinggian antara halte bus dengan bus yang datang juga berbeda, hal itu menyulitkan teman-teman (penyandang disabilitas) untuk masuk ke dalam bus,” terangnya.
Sebagai pengguna kursi roda, Kuni juga mengakui mengalami kesulitan saat hendak memindai barcode rute Trans Jogja lantaran ditempel di lokasi yang cukup tinggi.
Termasuk tidak tersedianya huruf braille, sehingga penyandang disabilitas netra kesulitan dalam mengakses informasi.