Gaya Hidup , Artikel
Cara Dekat dengan Anak, Pelajari 4 Tipe Kedekatan Anak dan Orang Tua Berikut ini!
Ilmuwan di Departemen Psikologi di Universitas Calgary, Sheri Madigan menggunakan teknik meta-analysis untuk mengintegrasi data dari 285 studi. Hal tersebut dilakukan agar mendapatkan hasil penelitian yang lebih dapat diandalkan.
Didapat, setengah dari seluruh anak peserta studi, menunjukan sikap Secure, yakni sebanyak 51,6 % dari seluruh jumlah anak-anak yang dijadikan objek penelitian.
Sedangkan sisanya, 23,5 % menunjukkan sikap Disorganized, 14,7 % merupakan tipe Avoidant, kemudian untuk tipe kedekatan Resistant sebesar 10,2 % dari seluruh anak-anak yang melewati Strange Situation Test.
Hasil dari penelitian tersebut tidak dipengaruhi oleh umur atau jenis kelamin seorang anak.
Cara Dekat dengan Anak
Lalu, bagaimana cara dekat dengan anak?
Penelitian menunjukkan bahwa orang tua perlu setidaknya melakukan 5 interaksi positif dari sebagian tips cara dekat dengan anak untuk membentuk hubungan yang sehat dan bahagia bersama buah hati.
Berikut beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua yang ingin tahu bagaimana cara dekat dengan anak, dilansir dari Ahaparenting.
- Mendekatkan diri dengan rapat selama 5 menit setiap anak-anak bangun dari tidurnya
- Mengobrol saat sarapan, bertanya hal apa yang akan dilakukan hari ini dan buat anak merasa enjoy.
- Daripada meneriaki anak untuk melakukan rutinitas pagi seperti bersih-bersih dan lainnya, buatlah bagan berisi tugas-tugas yang perlu dilakukan dan biarkan anak bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Apabila ada hal yang belum dikerjakan anak, orang tua bisa menunjukkan bagan yang telah dibuat dengan tersenyum ramah.
- Tulis ucapan kasih sayang yang dapat diselipkan dalam kotak bekal anak.
- Jika anak tidak semangat berangkat ke sekolah, akui perasaan mereka sebagai simpati dan ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Tapi tetap memotivasi mereka untuk berangkat ke sekolah.
- Nyanyikan lagu-lagu gembira atau musik kesukaan anak saat mengantarnya ke sekolah.
- Saat melepaskan anak untuk sekolah, peluk anak dan beritahu mereka untuk menceritakan apa saja setelah pulang sekolah nanti.
- Selesaikan pekerjaan tepat waktu dan jangan membawa masalah pekerjaan ke rumah. Beri waktu yang berharga pada keluarga saat malam hari.
- Jangan terlalu asik sendiri bermain handphone atau barang elektronik lainnya.
- Ketika menemukan anak bertengkar dengan kawannya, beri sedikit humor, dan dengarkan ke dua sisi anak tersebut, lalu bantu mereka menemukan jalan solusi, bukan justru memarahi mereka.
- Ingat bahwa ketika anak mengamuk, mereka bukan membangkang, tetapi merasa kesulitan dengan apa yang menimpanya. Dekatkan diri pada anak dan buat mereka merasa cukup aman untuk menangis dan meluapkan seluruh emosinya.
- Buat anak merasa keberadaannya terlihat dengan memuji segala perbuatan baik, perubahan positif, dan rutinitasnya.
- Simpati dan semangat harus diberikan untuk membantu anak menghadapi ujian sekolah.
- Tertawa saat anak membuat sebuah lelucon.
- Bangun kecerdasan emosional anak dengan bersimpati dengan mereka apapun yang ia katakan.
- Luangkan 15 menit waktu spesial untuk mengikuti keinginan anak dan berikan rasa cinta kepada mereka. Seperti membiarkan mereka bermain perang bantal dan benteng-bentengan.
- Ketika makan malam bersama, tanya pertanyaan menarik dan biarkan anak menjawab sambil mendengarkan.
- Bermain perang bantal bersama anak sebelum waktu mandi sangat seru untuk dilakukan dan menambah kedekatan.
- Alih-alih memarahi, ucapkan humor ketika anak menolak untuk tidur dan merasa masih ingin bermain.
- Dengarkan dengan penuh kasih saat anak curhat tentang masalahnya tanpa harus mengeluarkan ekspresi berlebihan dan terburu-buru untuk menyelesaikan masalah.
- Gunakan koneksi yang hangat untuk memerintah anak-anak, tenangkan diri jangan sampai mengeluarkan frustasi yang hebat.
- Berbaringlah dengan anak-anak selama beberapa menit dalam kegelapan dan katakan pada mereka betapa beruntungnya menjadi orang tua mereka. Suruh mereka tidur dengan perasaan bahwa semuanya baik-baik saja di dunia ini.
Dari penelitian yang dilakukan sebelumnya tentang 4 tipe kedekatan anak dan orang tua, studi tersebut juga memberikan alasan mengapa anak menunjukan rasa tidak nyaman pada orang tuanya.