Berita , D.I Yogyakarta
Center for Public Mental Health UGM Bersama DPRD DIY Gelar Audiensi Mengenai Isu-isu Seputar Kesehatan Jiwa
HARIANE - Center for Public Mental Health Universitas Gadjah Mada (UGM) menggelar sesi audiensi dengan melibatkan para pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) dan pemangku kepentingan utama dalam sektor kesehatan jiwa.
Dihadiri juga Perwakilan dari lembaga pemerintah, akademisi, asosiasi profesi, dan kelompok advokasi kesehatan jiwa akan berkumpul untuk membahas isu-isu penting seputar kesehatan jiwa dan kebutuhan mendesak akan peningkatan kesadaran serta dukungan.
Direktur Pusat Kesehatan Mental Masyarakat, Diana Setiyawati mengatakan diskusi yang dilakukan mencakup beberapa pembahasan diantaranya upaya kolaboratif, menyoroti pentingnya kesehatan jiwa dalam kesejahteraan individu dan sosial, memperjuangkan peningkatan pendanaan, mengatasi stigma dan kesalahpahaman seputar gangguan mental serta mempromosikan budaya pengertian dan penerimaan.
"Kita tadi mempromosikan perlakuan yang lebih manusiawi untuk mereka (penyitas mental health) dan juga tadi kita highlight pokoknya preferensi promosi. Nah itu yang harus ada penguatan keluarga salah satunya, itu menjadi penting sekali karena keluarga adalah tulang punggung yang bisa menjaga orang yang sehat mental," ujarnya di ruang rapur lantai 2 DPRD DIY pada Jumat, 16 Februari 2024.
Selain itu, Diana meminta pemerintah bisa mendukung para aktivis kesehatan mental, dimana mereka memiliki peran besar dalam menjaga orang-orang dengan gangguan jiwa.
"Tadi pimpinan DPRD (dalam sesi diskusi) menyatakan ingin memberikan mungkin gedung untuk memfasilitasi kegiatan mereka (para aktivis) dan itu akan di follow up dengan rapat-rapat selanjutnya," ujarnya.
Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Pimpinan DPRD DIY, Huda Tri Yudiana mengatakan pihaknya tengah menyusun rencana aksi untuk implementasi kebijakan tentang kesehatan jiwa di DIY.
"kita sudah punya Perda kesehatan jiwa yang sekarang sedang menyusun rencana aksi untuk implementasi kebijakan tentang kesehatan jiwa di Yogyakarta. Jadi rencana-rencana itu saya kira perlu dukungan dari teman-teman akademisi dan teman-teman aktivis supaya tidak jadi langkah-langkah yang kosong," ujarnya.****