HARIANE – Munculnya DeepSeek, model kecerdasan buatan (AI) asal Tiongkok yang diklaim lebih efisien, memicu kekhawatiran akan overkapasitas infrastruktur AI akibat investasi yang terus meningkat.
Menurut Fitch Ratings, tren ini bisa memperlambat pertumbuhan pendapatan produsen chip AI, tetapi di sisi lain mendorong investasi yang lebih berkelanjutan.
DeepSeek mengklaim mampu menghasilkan performa kompetitif dengan chip yang lebih sedikit dan sederhana.
Hal ini memicu pertanyaan apakah investasi besar-besaran dalam infrastruktur AI, yang mencapai lebih dari USD 50 miliar per kuartal, benar-benar diperlukan.
Fitch memperkirakan perlambatan investasi AI dalam beberapa tahun ke depan karena keuntungan bisnis AI belum sebanding dengan modal yang dikeluarkan.
Jika ini terjadi, industri chip bisa mengalami kelebihan pasokan yang berkepanjangan.
Namun, model AI yang lebih hemat biaya seperti DeepSeek dapat mempercepat adopsi AI secara luas, mendorong inovasi, dan menguntungkan produsen chip sederhana seperti AMD dan Intel.
Sebaliknya, hal ini bisa mengurangi dominasi NVIDIA yang selama ini unggul dalam pelatihan AI.Meski begitu, klaim DeepSeek masih perlu dikaji lebih lanjut. Teknologi ini disebut menggunakan chip generasi lama, sementara hingga 2023, NVIDIA masih mengekspor chip AI ke Tiongkok dengan sedikit modifikasi.
Faktor keamanan dan geopolitik juga bisa membatasi adopsinya, terutama di pasar Barat.
Fitch juga baru-baru ini meningkatkan peringkat Broadcom dan Marvell, dua pemasok chip AI utama, karena bisnis mereka yang lebih stabil.
Dengan perkembangan ini, arah investasi AI ke depan akan sangat bergantung pada efisiensi teknologi seperti DeepSeek dan respons pasar terhadap inovasi baru.****