Berita , D.I Yogyakarta
Diaspora Keturunan Jawa Gelar Kongres Internasional di Gunungkidul, Tekankan Pentingnya Melestarikan Budaya Leluhur
HARIANE – Kabupaten Gunungkidul pada tahun ini berkesempatan menjadi tuan rumah penyelenggaraan Kongres Jawa Internasional/Global Javanese ke-6. Bertempat di Bangsal Sewoko Projo, Gunungkidul, kongres diaspora ini diikuti oleh 53 diaspora keturunan Jawa.
Dalam kesempatan tersebut, sejumlah peserta kongres yang berasal dari beberapa negara Eropa tampak fasih berpidato menggunakan Bahasa Jawa.
Ketua Panitia Kongres Diaspora, Ine Waworuntu, mengatakan kongres internasional pada tahun ini merupakan kali pertama dilaksanakan di luar lingkungan Keraton Ngayogyakarta.
Menurutnya, suasana kongres yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya ini akan memberikan kesan tersendiri bagi para peserta kongres, khususnya untuk lebih memperkenalkan budaya Jawa secara lebih meluas.
“Mereka (peserta kongres) sangat senang sekali berkunjung ke Gunungkidul. Ini menjadi pengalaman berharga bagi mereka,” kata Ine saat ditemui seusai acara di Bangsal Sewoko Projo, Gunungkidul, Jumat (13/6/2025).
Salah satu peserta kongres yang merupakan warga Belanda, Jakiem Asmowidjojo, mengaku senang karena bisa kembali ke Indonesia. Pria kelahiran Suriname dan saat ini tinggal di Belanda tersebut mengungkapkan bahwa ia sudah belasan kali berkunjung ke Jawa, khususnya di Blitar, Jawa Timur, yang merupakan tanah kelahiran kakeknya.
"Bungah iso balik neng desane simbahe, mlaku-mlaku dalane simbahe (senang bisa kembali ke desanya simbah, jalan-jalan di desanya simbah)," kata Jakiem.
Hal serupa juga dirasakan oleh peserta kongres lain asal Belanda, Hank Dipokromo. Hank mengaku rela mengikuti kursus Bahasa Jawa karena merasa berkewajiban turut serta melestarikan budaya leluhurnya.
“Iso dolan neng Gunungkidul iku seneng (bisa main di Gunungkidul itu menyenangkan). Iki mau yo, munggah neng Gunungkidul atiku rasane jos (tadi naik ke Gunungkidul rasanya bahagia),” kata Hank.
Hank berharap warga keturunan Jawa lainnya tidak meninggalkan budaya leluhur. Hal itu sebagai bentuk penghormatan kepada para pendahulu.
“Wong Jawa ojo ilang jawane (orang Jawa jangan hilang jawanya),” tegasnya.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, mengungkapkan bahwa kegiatan kongres yang digelar di Gunungkidul ini menjadi kesempatan untuk menjalin kerja sama dengan para diaspora yang tinggal di berbagai negara.