HARIANE - Kasus kontroversial terkait deepfake AI menimpa bintang pop terkenal, Taylor Swift, ketika foto dan video tak senonoh dengan wajahnya tersebar luas di platform media sosial X dalam 24-48 jam terakhir.
Konten tersebut menampilkan Swift terlibat dalam aktivitas seksual eksplisit dengan penggemar dari tim sepak bola Amerika, Kansas City Chiefs, yang juga merupakan tim dari kekasihnya, Travis Kelce.
Penggemar Swift secara massal mengutuk dan menentang gambar-gambar tersebut, dengan hashtag #ProtectTaylorSwift menjadi trending di X, bersama dengan "Taylor Swift AI."
Meskipun platform X berusaha keras untuk menghapus dan memblokir konten tersebut, hal ini menjadi tantangan karena konten tersebut terus diunggah ulang oleh berbagai akun baru.
Berita ini telah mencuatkan kembali pembahasan tentang regulasi dan kontrol terhadap pasar generative AI yang berkembang pesat.
Beberapa anggota Kongres Amerika Serikat, termasuk Tom Kean, Jr. dari New Jersey, telah mengambil langkah dengan mengusulkan dua RUU — AI Labeling Act dan Preventing Deepfakes of Intimate Images Act.
Taylor Swift Berencana Tempuh Jalur Hukum
Dilaporkan bahwa foto dan video tak senonoh tersebut diunggah ke situs web Celeb Jihad, dan Taylor Swift dikabarkan sangat marah dan sedang mempertimbangkan langkah hukum.
Belum jelas apakah tindakan hukum tersebut akan ditujukan kepada situs Celeb Jihad atau kepada perusahaan pembuat alat AI seperti Microsoft dan OpenAI yang disebut terlibat dalam pembuatan konten tersebut.
Kean, dalam sebuah pernyataan kepada media, menyatakan bahwa teknologi AI berkembang lebih cepat daripada perlindungan yang dibutuhkan dan mendesak Kongres untuk mengesahkan AI Labeling Act sebagai langkah maju yang signifikan.
Ia mengaitkan kejadian ini dengan kejadian sebelumnya di Westfield High School, di mana teknologi serupa digunakan untuk membuat konten tak senonoh dengan manipulasi foto siswa.
Meskipun belum jelas bagaimana tindakan hukum Taylor Swift akan diarahkan, para pengamat yakin bahwa kontroversi ini dapat merangsang perbincangan lebih lanjut.