Gaya Hidup , Budaya , D.I Yogyakarta

Gaet Minat Anak Muda, Batik Farras Unggulkan Motif Kontemporer

profile picture Wahyu Turi
Wahyu Turi
Batik kontemporer
Staf Batik Farras saat membatik motif kontemporer. (Foto: Wahyu Turi K)

HARIANE - Seiring berjalannya waktu, kain khas Indonesia yakni batik kian mempunyai motif yang beragam, salah satunya motif kontemporer.

Batik kontemporer atau batik modern ini mempunyai motif yang lebih segar dengan pola-pola yang lebih bebas tanpa terikat pada tradisi.

Motif ini banyak digandrungi berbagai kalangan khususnya anak muda karena memiliki kesan yang tidak kaku dan luwes digunakan di berbagai kegiatan.

Di Jogja sendiri, salah satu produsen yang berfokus memproduksi batik motif kontemporer ialah Batik Farras yang sekarang sudah memiliki empat toko yakni di Sembungan, Lendah, Kulonprogo; Jalan Brosot-Wates Km 1 Jatirejo, Lendah, Kulonprogo; Jalan Tentara Pelajar Beji Wates, Kulonprogo; dan Jalan Kolonel Sugiono Ringinharjo, Bantul.

Pemilik Batik Farras, Daery Farras (23) mengatakan, sejak berdirinya toko tersebut pada 2006 oleh ayahnya, Batik Farras sudah mengunggulkan motif kontemporer untuk menggaet minat anak muda.

Sebab sepengamatannya, motif kontemporer menjadi tren dan banyak disukai kalangan tersebut. Selain itu anak muda sekarang juga menyukai sesuatu yang anti mainstream di mana hal itu ada pada motif batik kontemporer yang mengandung kebebasan berekspresi.

“Anak muda cenderung menyukai batik yang cerah, suka batik berbeda dengan orang lain. Motif kontemporer konsepnya lebih ke abstrak biar beda dengan yang lain,” kata Farras, Jumat, 23 Februari 2024.

Meski demikian, produk Batik Farras juga mengkombinasikan dengan motif lain seperti kawung, parang, dan motif klasik lainnya.

Sejak memegang toko tersebut pada 2016, Daery Farras mendesain sendiri konsepnya dan berkoordinasi dengan pembatik.

“Desainnya dari saya sendiri, biasanya koordinasi dengan pembatik atau pewarna. Dan biasanya pembatik sudah paham konsepnya seperti apa,” terangnya.

Ia menambahkan, selain dipasarkan secara offline, produk Batik Farras juga dipasarkan ke seluruh Indonesia melalui online store.

Untuk harga setiap kain berkisar Rp 150 ribu sampai Rp 250 ribu. Jika sudah berbentuk pakaian, untuk model pria berkisar Rp 150 ribu sampai Rp 300 ribu. Sedangkan model wanita harganya lebih variatif mengikuti desain pakaiannya.

Ads Banner

BERITA TERKINI

Jaga Ekosistem dan Populasi Penyu, Ratusan Tukik Lekang Dilepasliarkan di Pantai Wediombo

Jaga Ekosistem dan Populasi Penyu, Ratusan Tukik Lekang Dilepasliarkan di Pantai Wediombo

Rabu, 04 Juni 2025
Titiek Soeharto Serahkan Bantuan Alat dan Mesin ke 20 Kelompok Petani di Sleman

Titiek Soeharto Serahkan Bantuan Alat dan Mesin ke 20 Kelompok Petani di Sleman

Rabu, 04 Juni 2025
Simak! Ini Jadwal Layanan Uji KIR di Bantul Jelang Iduladha

Simak! Ini Jadwal Layanan Uji KIR di Bantul Jelang Iduladha

Rabu, 04 Juni 2025
DKPP Bantul Pastikan Hewan Kurban Bagi Masyarakat dalam Kondisi Sehat

DKPP Bantul Pastikan Hewan Kurban Bagi Masyarakat dalam Kondisi Sehat

Rabu, 04 Juni 2025
Catat! Ini Jadwal Melontar Jumrah Jemaah Haji Indonesia

Catat! Ini Jadwal Melontar Jumrah Jemaah Haji Indonesia

Rabu, 04 Juni 2025
DKP Bantul dan BKSDA Sudah Cek Lokasi Kemunculan Buaya di Sungai Progo, Ini ...

DKP Bantul dan BKSDA Sudah Cek Lokasi Kemunculan Buaya di Sungai Progo, Ini ...

Rabu, 04 Juni 2025
Banyak Penyu Bertelur di Pesisi Pantai Gunungkidul, Pemkab Gunungkidul Lakukan Kajian Kawasan Konservasi ...

Banyak Penyu Bertelur di Pesisi Pantai Gunungkidul, Pemkab Gunungkidul Lakukan Kajian Kawasan Konservasi ...

Rabu, 04 Juni 2025
Puncak Haji Sebentar Lagi, Jemaah Diberangkatkan ke Arafah Mulai Hari ini

Puncak Haji Sebentar Lagi, Jemaah Diberangkatkan ke Arafah Mulai Hari ini

Rabu, 04 Juni 2025
Kemenag Gunungkidul Mulai Petakan Pelaksanaan Salat Idul Idha 2025, Diperkirakan Diikuti 300 Ribu ...

Kemenag Gunungkidul Mulai Petakan Pelaksanaan Salat Idul Idha 2025, Diperkirakan Diikuti 300 Ribu ...

Rabu, 04 Juni 2025
Skema Tanazul Dibatalkan, Menag Beberkan Alasannya

Skema Tanazul Dibatalkan, Menag Beberkan Alasannya

Rabu, 04 Juni 2025