HARIANE - Kota Malang mengalami deflasi sebesar 0,14% pada bulan September 2024. SAlah satu pemicunya adalah penurunan harga cabai rawit.
Hal ini disampaikan dalam Rilis Berita Resmi Statistik oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, yang diadakan di Ruang Ngalam Command Center (NCC) Balai Kota Malang, pada Senin (2/10/2024).
Penurunan Harga Cabai dan Dampaknya pada Inflasi
Kelompok makanan, minuman, dan tembakau menjadi penyumbang utama deflasi dengan andil deflasi sebesar 0,18%.
Penjabat Wali Kota Malang, Iwan Kurniawan ST, MM, menyatakan bahwa meski inflasi secara month to month (m-t-m) tercatat sebesar 1,67%, angka tersebut masih tergolong terkendali.
"Kami berharap Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dapat mempertahankan laju inflasi hingga akhir tahun 2024," ujarnya.
Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, M.Si, menjelaskan bahwa penurunan harga cabai rawit, yang sebelumnya menjadi penyumbang inflasi tertinggi, dipicu oleh musim panen yang melimpah.
Selain itu, stok beras juga cukup tersedia di pasaran. Namun, di sisi lain, pasokan bawang merah mulai berkurang setelah panen raya usai.
Kenaikan Harga BBM Nonsubsidi Pengaruhi Laju Inflasi
Umar juga menyoroti faktor lain yang mempengaruhi inflasi, yaitu penyesuaian harga BBM nonsubsidi oleh PT Pertamina (Persero), yang sebelumnya mengalami dua kali kenaikan harga. Kenaikan ini tentu memengaruhi daya beli masyarakat dan dinamika harga barang lainnya di pasaran.
Perkembangan Pariwisata di Kota Malang
Dalam kesempatan yang sama, Umar juga melaporkan mengenai perkembangan pariwisata di Kota Malang.