Berita , D.I Yogyakarta
Usung Tema ‘Seeds of Hopes’, Papermoon Puppet Theatre Kembali Gelar Pesta Boneka
HARIANE - Papermoon Puppet Theatre untuk kali ke-9 mengadakan Pesta Boneka pada 23-27 Oktober 2024 di Kampoeng Media Resort Yogyakarta.
Event berskala internasional ini diselenggarakan oleh Papermoon Puppet Theatre secara independen setiap dua tahun sejak 2008, di mana menjadi ruang berkumpulnya seniman dan para pecinta teater boneka dari berbagai belahan dunia.
Creative Director Pesta Boneka #9, Maria Tri Sulistyani, menyampaikan bahwa selama 14 tahun terakhir penyelenggaraan festival, Pesta Boneka selalu memilih lokasi yang beragam, mulai dari ruang teater hingga ke desa.
Upaya ini dilakukan untuk menghadirkan seni teater boneka di ruang yang lebih luas, dan juga untuk membuka interaktivitas yang lebih cair antara para seniman dengan penonton festival.
Berbeda dari gelaran sebelumnya, tahun ini event tersebut menggunakan sistem pendaftaran terbuka di mana pihaknya menerima 99 proposal seniman dari 38 negara.
Dari sistem tersebut, kemudian terjaring 120 peserta dari 33 kelompok seniman dan individu yang berasal dari 25 negara, termasuk Indonesia, yang akan pentas di Pesta Boneka.
“Tahun ini adalah festival terbesar yang pernah kami selenggarakan selama Pesta Boneka. Awalnya, Pesta Boneka hanya pagelaran sederhana yang dihadiri 4 seniman dari 4 negara pada tahun 2008, kini telah bertumbuh dan berkembang,” kata Ria, Jumat, 18 Oktober 2024.
Tahun ini, Pesta Boneka mengambil tema ‘Seeds of Hope’ sebagai respons terhadap situasi dunia saat ini.
Pihaknya percaya bahwa kesenian, khususnya teater boneka, dapat menjadi media untuk menanamkan banyak benih harapan.
“Harapan akan tempat yang lebih baik, dunia yang lebih baik, masyarakat yang lebih baik, kehidupan yang lebih baik, komunikasi yang lebih baik, cara yang lebih baik untuk mendengarkan dan memahami satu sama lain,” imbuhnya.
Bernd Ogrodnik dari World of Puppets - National Theatre of Iceland mengatakan, kedatangannya kembali ke Pesta Boneka tak lain untuk merayakan tema ‘Seeds of Hope’ ini.
Menurutnya, hidup di dunia sekarang ini sengaja dibuat dengan pembatas-pembatas untuk menghalangi manusia memahami satu sama lain.