Berita , D.I Yogyakarta
Jumat Bersih di Pantai Drini, Bupati Endah Temukan Bangunan Liar dan Limbah di Bantaran Sungai
HARIANE – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul melaksanakan kegiatan Jumat Bersih Gunungkidul Bebas Sampah di kawasan Obyek Wisata Pantai Drini, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul, Jumat (23/5/2025).
Kegiatan ini merupakan bentuk keberlanjutan program dalam rangka menjaga kesehatan dan kebersihan lingkungan.
Dalam pelaksanaannya, masih banyak ditemukan bangunan liar yang didirikan oleh masyarakat di kawasan bantaran sungai yang mengalir di area Pantai Drini.
“Kami fokus membersihkan aliran sungai di Pantai Drini. Kebetulan bagian saya dan tim berada di spot yang kumuh. Di situ kami menemukan tumpukan sampah berupa batang pohon, ranting, serta keberadaan bangunan liar yang menyempitkan akses sungai dan mengganggu keindahan pantai,” kata Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, usai kegiatan Jumat Bersih di Pantai Drini.
Menanggapi hal itu, Bupati Endah berencana melakukan penertiban, khususnya terhadap bangunan-bangunan liar yang hingga saat ini masih banyak ditemui di kawasan wisata.
Hal ini merupakan tindak lanjut atas instruksi Sri Sultan Hamengku Buwono X terkait pengelolaan tanah Sultan Ground.
Bangunan-bangunan liar yang digunakan masyarakat untuk berdagang juga akan ditertibkan dan dipindahkan ke kios resmi yang telah disiapkan oleh pemerintah.
"Kami mendapatkan amanat penting dari Ngarso Dalem untuk menata kawasan wisata sebagai proyek percontohan, termasuk penataan pedagangnya," jelasnya.
Endah berharap seluruh elemen masyarakat dapat bekerja sama dengan baik dalam menjaga lingkungan.
“Kalau sungai ini tidak dirawat, air hujan akan membawa botol, ranting, dan limbah lainnya langsung ke pantai. Ini bisa mengganggu kunjungan wisata dan berdampak pada pendapatan pedagang,” kata Endah.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul, Antonius Hary Sukmono, menjelaskan bahwa alasan dipilihnya kawasan Pantai Drini sebagai lokasi Jumat Bersih adalah karena kawasan tersebut kini tengah menjadi primadona bagi wisatawan yang berkunjung ke Gunungkidul.
“Sebagian spot belum tersentuh oleh masyarakat. Karena itu, kami menyasar sungai di kawasan ini. Selain untuk antisipasi banjir, juga untuk menjaga citra wisata Gunungkidul,” kata Hary.