HARIANE - Jumlah korban perang di Gaza hingga hari ini sudah tembus 25 ribu jiwa yang sebagian besar terdiri dari anak-anak dan perempuan.
Menyoroti hal tersebut, Indonesia yang diwakili oleh Menter Luar Negeri Retno Marsudi menghadiri Debat Terbuka di New York pada Selasa, 23 Januari 2024 waktu setempat atau Rabu, 24 Januari 2024 waktu Indonesia.
Kehadiran Indonesia tersebut di Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB merupakan untuk ketiga kalinya dalam tiga bulan terakhir
Di depan para anggota Dewan Keamanan PBB, Retno tegas organisasi tersebut memiliki mandat untuk memelihara perdamaian dan keamanan internasional.
Retno menyoroti soal resolusi DK PBB yang banyak dilanggar di Gaza tetapi tidak ada tindakan pemberian sanksi dari organisasi bangsa-bangsa dunia tersebut.
Padahal menurutnya, dalam Piagam PBB diatur bahwa resolusi DK PBB bersifat mengikat dan harus dilaksanakan.
"Pertanyaan saya kepada DK PBB adalah: sudah berapa banyak resolusi mengenai Palestina telah diadopsi? Dan berapa banyak yang telah dilaksanakan? Sebagai catatan, pertanyaan tersebut memang sengaja saya sampaikan ke DK karena saya melihat banyak resolusi yang dilanggar terkait Palestina namun tidak pernah ada sanksi kepada para pelanggar," ungkap Retno dalam press briefing usai Debat Terbuka dilaksanakan.
Di DK PBB, Retno menyindir perihal jumlah 25 ribu warga Palestina yang menjadi korban jiwa dianggap tidak cukup bagi organisasi untuk segera mengambil tindakan.
"Saya tekankan semua dari kita memiliki tanggung jawab untuk menghormati Hukum Humaniter Internasional tanpa kecuali, termasuk situasi di Gaza," jelasnya.
Menlu Retno Marsudi juga menyoroti soal pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 18 Januari 2024 lalu yang mengucapkan secara terbuka bahwa negaranya tidak mengizinkan Negara Palestina untuk berdiri.
Menurutnya hal tersebut berbahaya dan tidak dapat diterima sekaligus mengonfirmasi tujuan Israel yang sesungguhnya yaitu untuk menghilangkah Palestina dari peta dunia.
Dalam debat terbuka DK PBB di New York, Menlu menyampaikan tiga poin penting yang ditekankan, yaitu melaksanakan gencatan senjata segera dan permanen, diterimanya Palestina sebagai anggota penuh PBB, dan menghentikan pasokan senjata ke Israel.