HARIANE - Senin, 15 Januari 2024 Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memberikan respon soal bantuan kemanusiaan di Gaza yang sulit masuk.
Pernyataan itu ia keluarkan dalam peringatan 100 hari perang di Gaza sejak 7 Oktober 2023 yang dimulai ketika Hamas melancarkan serangan ke wilayah Israel.
Dalam pidatonya Guterres menyebutkan situasi kemanusian di Gaza tidak bisa dijabarkan dengan kata-kata. Menurutnya, tidak ada tempat maupun siapapun yang aman di wilayah konflik tersebut.
"Orang-orang yang mengalami trauma dipaksa mundur ke area yang makin lama makin terbatas di bagian selatan yang menjadi terlalu ramai dan berbahaya," terangnya dalam video yang diunggah YouTube United Nations.
Guterres menyoroti meskipun ada peningkatan bantuan kemanusian yang masuk ke Gaza, bantuan yang sifatnya vital tidak sampai ke warga yang selama berbulan-bulan bertahan dari serangan-serangan militer.
Ia juga menjelaskan situasi perang di Gaza yang menyebabkan bayangan kelaparan bagi masyarakat, disertai dengan penyebaran penyakit, malnutrisi, dan ancaman kesehatan lainnya.
"Secara mendalam saya khawatir dengan pelanggaran hukum kemanusiaan internasional terang-terangan yang kita saksikan saat ini," lanjutnya.
Minggu lalu, di bawah mandat dari Sekretaris Jenderal PBB atas Resolusi Dewan Keamanan 2720, organisasi telah meminta kerja sama dari semua pihak yang berkonflik dan negara-negara yang terlibat untuk memenuhi mandat dari resolusi tersebut.
Dilansir dari laman PBB, Resolusi 2720 dikeluarkan pada 22 Desember 2023 yang berisi soal perintah untuk pendampingan penyaluran bantuan kemanusiaan yang aman dan memberikan perlindungan terhadap masyarakat sipil, dan personel bantuan kemanusiaan.
Menyoroti soal sulitnya bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza, Sekjen PBB menyebutkan penyaluran bantuan sipil tersebut membutuhkan jaminan keamanan bagi para staff agar bisa bekerja.
"Hambatan-hambatan penyaluran bantuan adalah jelas, tidak hanya diidentifikasi oleh PBB tetapi juga para pejabat dari seluruh dunia yang sudah melihat situasinya sendiri," ujar Guterres.
Hambatan yang pertama adalah PBB dan para mitra tidak bisa menyalurkan bantuan kemanusian secara efektif ketika Gaza digempur habis-habisan secara meluas dan membahayakan baik penerima maupun pemberi bantuan.