HARIANE - Dua tahun terakhir Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Gunungkidul meluncurkan program Bus Sekolah. Program ini dimaksudkan untuk mengurangi angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan anak sekolah atau pelajar, disamping itu juga untuk mengurangi kepadatan lalu lintas di jam-jam sibuk.
Semula Dinas Perhubungan hanya mengoperasikan 3 unit bus saja, namun seiring waktu pemerintah terus menambah armada yang dioperasikan untuk antar jemput pelajar dari beberapa kapanewon di Kabupaten Gunungkidul ini.
Sekretaris Dinas Perhubungan Gunungkidul, Bayu Susilo Aji mengatakan, optimalisasi program Bus Sekolah terus dilakukan oleh pemerintah.
Sekarang sudah ada 6 unit armada yang melayani antar jemput pelajar di Gunungkidul. Adapun rute yang dilayani yaitu Gedangsari-Wonosari, Sokoliman-Wonosari, Tanjungsari-Wonosari, Semanu-Wonosari, Ponjong-Wonosari, dan Semin-Wonosari.
Setiap harinya, bus ini melakukan penjemputan pelajar di pos-pos tertentu dan diantar ke sekolah. Pun saat jam pulang sekolah, 6 armada ini kembali melakukan penjemputan di sekolah untuk diantarkan ke pos-pos daerah masing-masing.
“Penjemputan di titik kumpul kemudian diantarkan ke sekolah yang berada di wilayah Wonosari,” kata Bayu Susilo Aji saat dikonfirmasi.
Lebih lanjut ia mengatakan, untuk sekarang ini Dinas Perhubungan masih fokus dalam layanan di rute yang ada dengan 6 armada yang dimiliki oleh Pemkab Gunungkidul. Menurutnya tidak menutup kemungkinan akan dilakukan penambahan armada dan rute, namun hal itu masih menunggu perkembangan di lapangan.
“Masih kami lihat dulu bagaimana kondisi di apangan, jika pelajar yang menggunakan layanan ini bertambah tidak menutup kemungkinan akan ditambah,” sambung dia.
Harapan pemerintah selain bus plat merah yang beroperasi, bus swasta juga kembali beroperasi untuk melayani para pelajar yang hendak pergi dan pulang sekolah. Sehingga penggunaan sepeda motor oleh pelajar dapat diminimalisir dan kecelakaan lalu lintas juga menurun, mengingat kecelakaan yang melibatkan pelajar jumlahnya lumayan tinggi.
Bayu menambahkan, selain menekan kecelakaan lalu lintas dan mengurangi kepadatan lalu lintas program ini juga dimaksudkan sebagai pematik kembali beroperasinya bus-bus swasta untuk melayani para pelajar yang hendak pergi dan pulang sekolah.
“Bus-bus swasta memang masih ada yang beroperasi tapi tidak seramai dulu, untuk tarifnya sesuai dengan kesepakatan antara orangtua dan pemilik armada kalau bus sekolah dari pemerintah ini gratis,” jelasnya
Dua tahun beroperasinya Bus Sekolah Sibona ini, menurut Bayu mendapatkan sambutan baik dari para orang tua. Dampak dan manfaatnya dirasakan oleh masyarakat cukup baik.