Berita , D.I Yogyakarta
Libur Nataru, Gunungkidul Raup PAD Rp 1,48 Miliar dari Sektor Wisata
HARIANE - Kabupaten Gunungkidul berhasil meraup Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp1,48 miliar dari sektor pariwisata selama musim libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.
Keberhasilan ini ditunjang oleh tingginya kunjungan wisatawan dan tingkat hunian hotel yang mencapai hampir 100 persen.
Tingkat hunian (okupansi) hotel mencatatkan peningkatan signifikan, terutama pada malam pergantian tahun, dengan okupansi sejumlah hotel mencapai 100 persen.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Gunungkidul, Sunyoto, menyebutkan bahwa rata-rata okupansi hotel selama libur Nataru berkisar antara 95-98 persen.
"Okupansi pada momen Nataru ini sangat bagus. Apalagi sewaktu malam pergantian tahun, hotel di kawasan pantai mencapai 100 persen, sedangkan di wilayah kota rata-rata mencapai 90 persen," ujar Sunyoto, Kamis (2/1/2025).
Ia menambahkan bahwa wisatawan yang menginap di Gunungkidul rata-rata tinggal selama 2-3 malam.
Hal ini mencerminkan bahwa wisatawan tidak hanya singgah, tetapi juga menikmati keindahan alam, suasana, dan berbagai destinasi wisata di Gunungkidul.
"Dari pendataan, wisatawan yang menginap di hotel didominasi oleh wisatawan domestik dari luar Yogyakarta, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, hingga Medan," jelasnya.
Sunyoto menyebutkan bahwa capaian ini menjadi sinyal positif bagi pelaku industri pariwisata di Kabupaten Gunungkidul. Ia berharap tren positif ini dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Gunungkidul, Oneng Windu Wardana, mengungkapkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan selama libur Nataru tahun ini mencapai 151.095 orang, terhitung sejak 21 hingga 31 Desember 2024.
"Jumlah tersebut melebihi target kami, di mana awalnya target kunjungan Nataru hanya sebesar 101 ribu wisatawan," ungkap Oneng.
Dari total kunjungan tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul berhasil mengumpulkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sebesar Rp1,48 miliar. Angka ini melampaui target yang sebelumnya ditetapkan sebesar Rp1,2 miliar.