Berita , D.I Yogyakarta
Marak Wisatawan Tenggelam di Pantai Parangtritis Bantul, Faktor Kelalaian jadi Penyebab Utama
HARIANE - Rentetan kejadian wisatawan tenggelam di sepanjang pantai selatan DIY, khususnya di Pantai Parangtritis, Bantul kembali menjadi sorotan tajam.
Mirisnya, tragedi ini disebabkan kurangnya kesadaran pengunjung terhadap peringatan petugas dan rambu-rambu yang telah diberikan.
Data dari petugas SAR menunjukkan bahwa dalam kurun waktu awal hingga pertengahan bulan April 2025 ini saja, sudah ada sekitar 8 kejadian, yang mengakibatkan dua korban meninggal dunia.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Saryadi mengatakan, kondisi geografis pantai selatan yang langsung berhadapan dengan Samudera Hindia, dengan karakteristik rip current yang berpindah-pindah memang menjadi tantangan tersendiri.
"Memang itu alasan yang pertama. Kemudian selama lebaran kemarin memang cuaca cukup ekstrem, itu berdampak pada tingginya gelombang pantai," katanya, Senin 14 April 2025.
Namun, faktor faktor utama yang paling disesalkan adalah sikap wisatawan yang kurang memedulikan diri mereka sendiri dan lingkungannya sekitar.
Larangan-larangan dari petugas pun sering kali diabaikan. Petugas SAR yang berjaga pos-pos sepanjang pantai juga kerap menemukan wisatawan yang tetap nekat berenang atau bermain air terlalu dekat dengan bibir pantai yang berbahaya.
"Jadi memang perlu kolaborasi berbagai pihak, termasuk wisatawan itu sendiri. Sebenarnya, sejak dari TPR Parangtritis itu papan-papan peringatan, larangan mandi di pantai itu juga sudah ada," ucapnya.
Lebih lanjut, Suryadi mengatakan dalam beberapa kasus, wisatawan yang menjadi korban tenggelam sebenarnya sudah sempat diperingatkan oleh petugas, namun tetap tidak mengindahkan peringatan tersebut.
"Menurut saya, yang paling dominan itu yang wisatawan itu untuk menjaga diri sendiri. Mereka tahu kalau kondisi pantai selatan itu berbahaya sehingga mereka harus bisa mengontrol diri dan juga menjaga anggota keluarganya," ucapnya.
Suryadi mengatakan, wacana terkait atau bahkan pelarangan aktivitas berenang di pantai sebenarnya sudah lama menjadi pertimbangan. Namun, diakuinya pengawasan secara menyeluruh belum bisa maksimal karena keterbatasan personel.
"Pelarangan mandi di laut itu sebetulnya sudah menjadi imbauan sejak dulu, tertulis di papan-papan informasi dan spanduk yang kita pasang," jelasnya.