Berita

Menelisik Filosofi Jemparingan, Olahraga Panahan Tradisional Mataram

profile picture RAMADHANI
RAMADHANI
Menelisik Filosofi Jemparingan, Olahraga Panahan Tradisional Mataram
Plt Bupati Gunungkidul, Heri Susanto mencoba melakukan olahraga Jemparingan. Foto : (doc Kominfo Gunungkidul).

HARIANE - Bagi sebagian warga DIY, nama atau istilah Jemparingan mungkin sudah tidak asing lagi. Olahraga ini merupakan olahraga tradisional khas Kerajaan Mataram yang sejak ratusan tahun lalu telah dimainkan oleh keluarga dan kerabat keraton. Terdapat banyak makna dan filosofi dalam olahraga panahan tradisional tersebut.

Dikutip dari web resmi Paniradya Kaistimewaan DIY, Jemparingan memiliki makna tersendiri untuk perlengkapan yang menyertainya. Jemparing berarti anak panah, Gendewa berarti busur, Wong-wongan atau bandulan merupakan sasaran tegak berdiameter 3 cm dan panjangnya 30 cm, dan masih banyak lagi.

Pemanah Jemparingan tidak membidik dengan mata, tetapi memposisikan busur di hadapan perut sehingga bidikan didasarkan pada perasaan pemanah.

Gaya memanah ini sejalan dengan filosofi Jemparingan, yakni pamenthanging gandewa pamenthanging cipta. Artinya, membentangnya busur seiring dengan konsentrasi yang ditunjukkan pada sasaran yang dibidik.

Jika diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, hal ini bermakna bahwa manusia yang memiliki cita-cita hendaknya berkonsentrasi penuh pada cita-citanya agar dapat tercapai.

"Jika diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, ini bermakna bahwa manusia yang memiliki cita-cita hendaknya berkonsentrasi penuh pada cita-citanya agar dapat tercapai," ucap Kepala Kundha Kabudayan Gunungkidul, Chairul Agus Mantara.

Olahraga tradisional panahan ini berbeda dengan gaya panahan pada umumnya, di mana pemanah harus duduk bersila saat melakukan kegiatan tersebut.

Agus mengungkapkan, dulunya olahraga ini hanya dilakukan oleh keluarga dan kerabat keraton saja. Namun, seiring berkembangnya waktu, masyarakat umum pun mulai dikenalkan dan melakukan Jemparingan untuk mengolah rasa.

Sayangnya, meski telah dikenalkan ke masyarakat umum, tidak banyak yang mengetahui olahraga ini, terutama para generasi muda dan milenial. Sebagai upaya untuk mengenalkan kembali, Kundha Kabudayan Gunungkidul menggelar event rutin pada momen-momen tertentu.

"Kami adakan event Jemparingan untuk mengenalkan olahraga tradisional yang melatih konsentrasi dan olah rasa ini," ungkap Agus Mantara.

Berdasarkan data yang dimiliki dan survei yang dilakukan oleh tim Kundha Kabudayan Gunungkidul, ada beberapa kapanewon dan sekolah yang mulai mengajarkan Jemparingan kepada generasi muda.

Adapun kapanewon yang masih terus melestarikan Jemparingan di antaranya Ngawen, Semin, Karangmojo, dan Wonosari.

Ads Banner

BERITA TERKINI

Menelisik Filosofi Jemparingan, Olahraga Panahan Tradisional Mataram

Menelisik Filosofi Jemparingan, Olahraga Panahan Tradisional Mataram

Rabu, 30 Oktober 2024 11:12 WIB
Harga Emas Antam Hari ini Rabu 30 Oktober 2024, Investor Cek Disini Sebelum ...

Harga Emas Antam Hari ini Rabu 30 Oktober 2024, Investor Cek Disini Sebelum ...

Rabu, 30 Oktober 2024 10:09 WIB
Harga Emas Perhiasan Hari ini Rabu 30 Oktober 2024 Naik atau Turun? Cek ...

Harga Emas Perhiasan Hari ini Rabu 30 Oktober 2024 Naik atau Turun? Cek ...

Rabu, 30 Oktober 2024 09:08 WIB
Tidak Kuat Menanjak, Truk Bermutan Sembako Alami Kecelakaan Hingga Timpa Balai Padukuhan di ...

Tidak Kuat Menanjak, Truk Bermutan Sembako Alami Kecelakaan Hingga Timpa Balai Padukuhan di ...

Selasa, 29 Oktober 2024 23:51 WIB
Enam Kapanewon di Kulon Progo Terkena dampak Kekeringan

Enam Kapanewon di Kulon Progo Terkena dampak Kekeringan

Selasa, 29 Oktober 2024 23:49 WIB
KPP Pratama Wates Ciptakan UMKM Berdaya Saing dan Unggul

KPP Pratama Wates Ciptakan UMKM Berdaya Saing dan Unggul

Selasa, 29 Oktober 2024 22:58 WIB
Satu Orang Meninggal dalam Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Daendels

Satu Orang Meninggal dalam Kecelakaan Lalu Lintas di Jalan Daendels

Selasa, 29 Oktober 2024 22:48 WIB
Usai Ditetapkan Jadi Tersangka, Pemkab Gunungkidul Nonaktifkan Lurah Sampang

Usai Ditetapkan Jadi Tersangka, Pemkab Gunungkidul Nonaktifkan Lurah Sampang

Selasa, 29 Oktober 2024 20:44 WIB
3 Fakta Penemuan Mayat Wanita Tanpa Kepala di Pelabuhan Muara Baru Jakut

3 Fakta Penemuan Mayat Wanita Tanpa Kepala di Pelabuhan Muara Baru Jakut

Selasa, 29 Oktober 2024 20:41 WIB
7 Pelaku Penusukan Santri Krapyak Diamankan, Polisi Masih Cari Barang Bukti Sajam

7 Pelaku Penusukan Santri Krapyak Diamankan, Polisi Masih Cari Barang Bukti Sajam

Selasa, 29 Oktober 2024 17:43 WIB