Berita , D.I Yogyakarta , Artikel , Pilihan Editor
Menelusuri Museum Memorial Soeharto di Bantul, Tempat Bersejarah Lahirnya Presiden ke-2 Republik Indonesia
Rini Agustin
Menelusuri Museum Memorial Soeharto di Bantul, Tempat Bersejarah Lahirnya Presiden ke-2 Republik Indonesia
1) Selasar Ruang Karya Museum Memorial Soeharto di Bantul yang berbentuk gulungan (rol) film yang berhiaskan sejumlah visualisasi singkat tentang Pak Harto, serta multimedia dengan layar sentuh yang akan menyajikan informasi lengkap seputar Museum Memorial Soeharto di Bantul beserta koleksinya.
2) Selasar Serangan Oemoem 1 Maret 1949, di sini pengunjung dapat menyaksikan sejumlah diorama dan floor interaktif, serta foto dokumentasi Serangan Oemoem 1 Maret 1949.
Dalam peristiwa bersejarah tersebut, perjuangan kemerdekaan Indonesia Pak Harto yang saat itu memegang pangkat sebagai Letnan Kolonel memiliki peran yang sangat besar. Tak heran bila Panglima Besar Jenderal Sudirman menjuluki Letnan Kolonel Soeharto sebagai bunga pertempuran.
3) Selasar Trikora/Operasi Mandala Museum Memorial Soeharto di Bantul. Karir Pak Harto di bidang militer semakin bersinar terang sejak dipercaya oleh Presiden Soekarno menjadi Panglima Komando Mandala dalam rangka Tri Komando Rakyat (Trikora) untuk pembebasan wilayah Irian Barat.
Para pengunjung dapat menyaksikan sejumlah foto dan film dokumentasi serta diorama tentang kepemimpinan Mayor Jenderal Soeharto dalam operasi militer terpadu ini.
4) Selasar Kesaktian Pancasila Museum Memorial Soeharto di Bantul. Mayor Jenderal Soeharto menjadi faktor penentu keberhasilan bangsa Indonesia keluar dari bencana nasional akibat pengkhianatan Partai Komunis Indonesia (PKI) dalam peristiwa G30S pada tahun 1965.
Berlandaskan Surat Perintah Sebelas Maret 1966 (Supersemar) dari Presiden Soekarno, segera Pak Harto membubarkan PKI dan melarang ajaran komunisme. Beliau juga bertindak cepat untuk memulihkan stabilitas ekonomi, sosial, dan politik yang terjadi pasca tragedi nasional akibat kebiadaban PKI.
Pak Harto sangatlah berjasa dalam menyelamatkan bangsa Indonesia dari usaha kaum komunis untuk mengubah falsafah negara.
5) Selasar Masa Pembangunan Museum Memorial Soeharto di Bantul. Tepat pada 12 Maret 1967 Pak Harto secara resmi diangkat menjadi Presiden Republik Indonesia yang kedua.
Sepanjang masa kepemimpinannya, Pak Harto berpegang teguh kepada UUD 1945 dan Pancasila, serta bekerja sepenuh hati untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsanya melalui program pembangunan nasional yang disebut Repelita.
Dalam Selasar Masa Pembangunan ini, para pengunjung dapat menyaksikan berbagai foto dan video serta visualisasi keberhasilan Pak Harto dalam menjalankan pemerintahannya pada masa orde baru.
Pada bagian akhir ditampilkan pula visualisasi detik-detik bersejarah serta dokumen penting ketika Pak Harto menyatakan berhenti sebagai Presiden RI (21 Mei 1998).