Berita , D.I Yogyakarta
Peternak di Bantul Merugi Harga Sapi Anjlok Buntut Serangan PMK
HARIANE - Sejumlah peternak di Kabupaten Bantul merugi lantaran harga sapi anjlok karena merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) yang terjadi belakangan ini. Rata-rata penurunan harga sapi berkisar Rp 2 sampai Rp 5 juta per ekor.
Seorang peternak di Seloharjo, Pundong, Santoso mengaku khawatir. Dia sudah mengetahui PMK menyerang sapi ternak yang ada di Bantul.
"Cemas saya semoga saja sapi saya aman," katanya, Sabtu, 04, Januari, 2024.
Sementara itu, peternak sapi lainnya, Budi Santosa warga Murtigading, Sanden. Pria yang juga berbisnis jual beli sapi itu juga sangat khawatir terhadap PMK. Selain membunuh sapi secara fisik tetapi juga mematikannya secara harga.
"Harga jual sapi turun Rp 2-3 juta," tuturnya. Bahkan parahnya untuk sapi siap potong penurunan harganya bisa sampai setengahnya," ucapnya.
Menurutnya, sapi siap potong yang dalam keadaan sehat dijual Rp 30 juta sedangkan yang terpapar PMK dihargai Rp 15 juta.
Budi mengatakan bahwa tidak sedikit sapi terpapar PMK yang disembelih. Dia mengungkapkan, PMK kali ini lebih ganas dibanding tahun 2022 lalu. Ganasnya PMK sekarang tiba-tiba bisa membuat ternak mati.
Budi yang memiliki sekitar 25 ekor sapi ini kini lebih waspada karena keberadaan PMK. Ia memilih untuk menghentikan aktivitas perdagangan di pasar hewan dan membeli sapi dari peternak lokal.
Selain itu, dia pun rutin menyemprotkan disinfektan setiap pagi dan sore di sekitar kandangnya. Sedangkan sapinya pun disuntikan vitamin lima hari sekali, tujuannya agar tidak terjangkit PMK.****