Berita , D.I Yogyakarta
11 Sapi di Bantul Mati Mendadak, Puluhan Lainnya Sakit Akibat Terjangkit PMK
HARIANE - Sebanyak 11 ekor sapi dilaporkan mati secara mendadak akibat terjangkit penyakit mulut dan kuku (PMK). Sementara, 94 ekor sapi lainnya dinyatakan positif terkena PMK.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul, Joko Waluyo mengatakan penyebaran PMK yang menyerang ternak warga telah meluas di sejumlah wilayah di Kabupaten Bantul. Diantaranya terjadi di Kapanewon Kretek dan Kapanewon Pundong.
"Kalau paling banyak di Kapanewon Kretek, ada di Kalurahan Parangtritis, Tirtohargo, Donotirto dan Kalurahan Tirtomoyo," katanya, Jumat, 03, Januari, 2024.
Untuk mengantisipasi penyebaran PMK semakin meluas, Joko mengatakan jika pihaknya telah mengeluarkan surat edaran (SE) yang ditujukan kepada panewu dan lurah se-Kabupaten Bantul untuk mengimbau masyarakat mengenai peningkatan kasus Penyakit Hewan Menular Strategis (PHMS) akibat perubahan musim.
Dalam surat tersebut juga ditekankan terkait pencegahan dini dan mitigasi risiko untuk meminimalkan kerugian ekonomi yang dialami para peternak. Selain itu, peternak diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit seperti PMK.
"Termasuk rekomendasi untuk mencegah dan mengendalikan kasus PHMS seperti neningkatkan biosekuriti kandang dengan melakukan desinfeksi secara rutin, memberikan pakan yang cukup dan meningkatkan imunitas ternak," ucapnya.
Selain itu, peternak juga diminta untuk melakukan vaksinasi pada ternak yang sehat dan segera melapor ke puskeswan setempat jika ditemukan gejala penyakit pada ternak. DKPP, kata Joko, juga akan berkoordinasi terkait penyuluhan dan sosialisasi bahaya PHMS dan menyampaikan informasi terkait kasus penyakit hewan.
"Karena memang perlu adanya kerja sama semua pihak untuk menangani hal ini," ungkap Joko.
Joko mengaku DKPP juga telah melakukan pengobatan terhadap hewan ternak yang sakit dan melakukan vaksinasi sebanyak 250 dosis kepada ternak di beberapa kapanewon. Selain itu, DKPP juga masih menunggu tambahan vaksin dari pemerintah pusat.
"Karena populasi sapi di tempat kami itu 70.000 ekor. Yang kemarin kami beri vaksin itu sepenuhnya vaksinnya dari Asosiasi Peternak Pedaging Indonesia (APPSI). Kalau dari pemerintah pusat, kami masih menunggu," ucapnya.
Tak sampai disitu, Joko menerangkan, DKPP Bantul juga memperketat pengawasan, termasuk di pasar hewan Imogiri yang selama ini menjadi pusat aktivitas hewan ternak. DKPP telah melakukan disinfeksi di area pasar, mengoptimalkan kebersihan kandang, dan mengisolasi ternak baru yang masuk ke wilayah Bantul.
"Kami juga tidak henti-hentinya mengimbau ke peternak untuk menjaga kebersihan lingkungan ternak dan segera melapor jika ada hewan yang sakit," katanya.****