Gaya Hidup
Sejarah Singkat Cupu Kyai Panjala di Gunungkidul, Dipercaya sebagai Ramalan Setahun Kedepan
HARIANE - Ritual pembukaan Cupu Kyai Panjala merupakan upacara adat dengan sejarah yang berlangsung selama berabad-abad.
Eyang Seyek, yang juga dikenal sebagai Kyai Panjala, merupakan tokoh yang menemukan dan memiliki Cupu Kyai Panjala.
Seperti dicatat oleh laman resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, diriwayatkan bahwa Cupu ini ditemukan saat Eyang Seyek sedang menjaring di laut.
Meskipun Eyang Seyek tidak memiliki istri atau anak, ia memiliki sepuluh saudara kandung, dan Kakek buyut dari juru kunci Dwijo Sumarto adalah saudara kandungnya, sehingga menjadi pewaris Cupu Kyai Panjala.
Cupu Kyai Panjala terdiri dari tiga bagian, yakni Semar Tinandu, Palang Kinantang, dan Kenthiwiri, yang melambangkan penguasa, masyarakat menengah, dan rakyat kecil.
Setiap tahun, upacara pembukaan Cupu Panjala dilakukan dengan membuka Cupu yang dibungkus dengan kain.
Ritual ini dilakukan dengan membaca tanda-tanda pada kain yang membungkus Cupu Panjala, dilakukan oleh ahli waris dari keluarga trah Panjala.
Tanda-tanda yang ditemukan dalam kain tersebut kemudian diumumkan oleh Juru Kunci Cupu Panjala.
Upacara ini diselenggarakan di Padukuhan Mendah, Desa Girisekar, Kecamatan Panggang, setiap Hari Senin Wage malam Selasa Kliwon Rejeb.
Tujuannya adalah untuk mengungkap gejala-gejala yang berkaitan dengan pertanian, hasil tahun yang akan datang, dan fenomena nasional yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat.
Namun begitu, sebagian orang percaya bahwa dalam gambar yang muncul itu juga meramalkan kondisi negara dalam setahun kedepan.