Berita , D.I Yogyakarta

Guru Besar UMY Kritik Hilangnya Etika Penyelenggara Negara

profile picture Yohanes Angga
Yohanes Angga
Guru Besar UMY Kritik Hilangnya Etika Penyelenggara Negara
Sejumlah sivitas akademika UMY saat menyampaikan pesan kritik kepada Presiden Jokowi. Foto/Yohanes Angga.

HARIANE - Segenap Guru Besar dan sivitas akademika Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) melontarkan kritik pedas terhadap penyelenggara negara atas tindakan melanggar konstitusi selama masa Pemilu 2024 ini.

Kritik itu disampaikan dalam tajuk 'Pesan Kebangsaan dan Imbauan Moral Dewan Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta kepada Seluruh Penyelenggara Negara yang dibacakan langsung oleh Guru Besar UMY Akif Khilmiyah di halaman Kampus UMY, Sabtu, 3, Januari, 2024.

UMY menilai bahwa selama kurun waktu 1 tahun eskalasi pelanggaran konsitusi seperti tak ada hentinya. Penyelenggara negara dianggap tak malu-malu lagi menunjukkan pelanggaran-pelanggaran etika bernegara.

"Mulai dari KPK yang dikebiri, pejabat yang doyan korupsi, DPR yang tak berfungsi membela anak negeri dan sebagian hakim MK yang tidak punya etika dan harga diri. Puncak dari semua itu adalah dipasungnya hakim MK oleh ambisi penguasa negeri dan hilangnya etika dalam politik kontestasi menjelang Pemilu 2024," ucap Akif saat membacakan pesan moral tersebut.

Alih-alih memikirkan rakyat yang tereliminasi oleh kekuatan oligarki, malah mereka sibuk mengejar dan mempertahankan kekuasaan tak kenal henti oleh ambisi. UMY juga menganggap bahwa fondasi bernegara Indonesia menuju kerapuhan yang utuh.

"Sebagai negara demokrasi seharusnya dan berdasarkan konstitusi, maka seharusnya para penyelenggara negara di Indonesia menjadi teladan utama dalam menegakkan prinsip-prinsip konstitusi dan memberi contoh dalam menegakkan etika bernegara yang baik bagi warga negara," lanjutnya.

Maka dari itu, melalui pesan ini, UMY mengingatkan kepada penyelenggara negara untuk menunjukkan contoh kepatuhan pada prinsip-prinsip konstitusi dan menjalankan etika dalam bernegara.

"Tanpa keteladanan para penyelenggara negara, maka Indonesia akan berada pada ambang pintu menjadi negara gagal," tegasnya.****

1
Ads Banner

BERITA TERKINI

Lakalantas Simpang tiga Sogan, Tiga Orang Jadi Korban

Lakalantas Simpang tiga Sogan, Tiga Orang Jadi Korban

Kamis, 21 November 2024 23:06 WIB
Dukungan bagi Pasangan Calon Agung-Ambar Makin Bertambah

Dukungan bagi Pasangan Calon Agung-Ambar Makin Bertambah

Kamis, 21 November 2024 22:38 WIB
Paslon Marija-Yusron Gelar Kampanye di Pasar Bendungan

Paslon Marija-Yusron Gelar Kampanye di Pasar Bendungan

Kamis, 21 November 2024 21:44 WIB
Novida-Rini Dapatkan Dukungan dari Forum Silaturahmi Kyai Kampung

Novida-Rini Dapatkan Dukungan dari Forum Silaturahmi Kyai Kampung

Kamis, 21 November 2024 21:34 WIB
Paslon Heroe-Pena Gelar Konser Akbar di Hari Terakhir Kampanye Pilkada, Sejumlah Musisi Lokal ...

Paslon Heroe-Pena Gelar Konser Akbar di Hari Terakhir Kampanye Pilkada, Sejumlah Musisi Lokal ...

Kamis, 21 November 2024 18:38 WIB
PDIP Kulon Progo Dukung Pilkada Bermartabat dan Terhormat Tanpa Politik Uang

PDIP Kulon Progo Dukung Pilkada Bermartabat dan Terhormat Tanpa Politik Uang

Kamis, 21 November 2024 18:00 WIB
Ribuan Personel Satlinmas Amankan Pilkada Jogja

Ribuan Personel Satlinmas Amankan Pilkada Jogja

Kamis, 21 November 2024 17:50 WIB
Sidang Putusan Mantan Direktur PT Taru Martani, Terdakwa Dipidana Penjara 8 Tahun

Sidang Putusan Mantan Direktur PT Taru Martani, Terdakwa Dipidana Penjara 8 Tahun

Kamis, 21 November 2024 17:40 WIB
Dispar Bantul Bakal Gelar Pentas Sendratari di Parangkusumo, Catat Tanggalnya

Dispar Bantul Bakal Gelar Pentas Sendratari di Parangkusumo, Catat Tanggalnya

Kamis, 21 November 2024 17:15 WIB
Kata Yusril Soal ‘Pembebasan’ Mary Jane Veloso : Banyak yang Salah Mengerti

Kata Yusril Soal ‘Pembebasan’ Mary Jane Veloso : Banyak yang Salah Mengerti

Kamis, 21 November 2024 14:14 WIB