Berita , D.I Yogyakarta , Wisata
Teknologi Wisata Ramah Difabel Kulon Progo, Laku Wirasa Dilengkapi Virtual Reality
"Selain diberikan pelatihan keterampilan bahasa Inggris, pemandu wisata juga dibekali keterampilan bahasa isyarat guna memudahkan wisatawan penyandang disabilitas," papar Joko.
Sedangkan teknologi Virtual Reality (VR) yang turut melengkapi program ini menggandeng PT Vilabs Teknologi Indonesia (VILABS) sebagai mitra teknologi dan pengembangan VR.
Tujuandari pengembangan teknologi VR ini adalah sebagai pengenalan dan simulasi bagi penyandang disabilitas sebelum nantinya bisa berkunjung langsung untuk berwisata di Kulon Progo.
Dalam dunia VR ini, penyandang disabilitas akan dipandu oleh tokoh wayang wisata Kulon Progo, yaitu Geblek dan Sengek.
Dua tokoh ini akan mengajak berkeliling ke destinasi wisata di Kulon Progo, yang nantinya di setiap titik ada penanda berupa warna merah, kuning, dan hijau dengan arti khusus.
Merah artinya sulit dijangkau. Kuning bisa dijangkau tapi harus berhati-hati dan butuh pendampingan, kemudian hijau artinya mudah dijangkau.
"Misal sewaktu berkeliling via VR di Widosari, akan ada penanda warna merah bagi tunanetra. Tapi tunadaksa dan tunarungu kemungkinan bisa kuning atau hijau. Tanda-tanda ini penting sebagai petunjuk apakah rekan-rekan difabel dapat menjangkau lokasi tersebut," terang Joko.
Joko melanjutkan, teknologi wisata ramah difabel Kulon Progo ini menjadi langkah awal untuk menciptakan inklusif tourism atau pariwisata ramah difabel di Kulon Progo.
Ke depan, pariwisata ramah difabel juga akan dimasukkan ke dalam Rencana Induk Pembangunan Pariwisata Daerah (RIPPARDA) 2025 Kulon Progo.
Di dalam Laku Wirasa terdapat sepuluh Desa Wisata Kulon Progo dengan teknologi VR dengan tujuan untuk memberikan solusi bagi difabel untuk menikmati keindahan dan keseruan destinasi wisata ekstrim di Kulon Progo. Desa Wisata yang bisa dikunjungi dalam Virtual Reality, yaitu:
1. Desa Wisata Nglinggo Pagerharjo : Kebun Teh Nglinggo
2. Desa Wisata Nglinggo Pagerharjo : Lengger Tapeng